Lihat ke Halaman Asli

Prinz Tiyo

I just don't like the odds.

15 April, 22 Tahun yang Lalu...Akh...

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13028746341729229918

[caption id="attachment_100931" align="aligncenter" width="400" caption="Hillsborough Stadium"][/caption] Sore itu Leppings Lane End riuh oleh para pengunjung. Seperti akan berlangsung sebuah pesta yang spesial. Mereka berbondong-bondong menuju sebuah titik yang mungkin menjadi lokasi paling terkenal di kawasan itu. Sore itu harusnya terjadi pesta. Sore itu harusnya menjadi momentum bersejarah bagi warga Leppings Lane End. Apakah yang terjadi pada tanggal 15 April 1989 itu? Masih pekat dalam ingatan berita keesokan harinya. Kala itu khususnya di tempat saya berada belum mengenal media informasi mutakhir seperti Internet dan sejenisnya. Yang ada hanyalah radio dan surat kabar (kami belum memiliki televisi waktu itu). 'Headline' surat kabar dan berita radio menyiarkan sebuah peristiwa yang membuat kami, saya, terhenyak. "96 orang tewas, 766 luka-luka, dalam pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool dan Sheffield Wednesday" (sumber lain menyebutkan 94 orang tewas). Demikian inti dari pemberitahan itu. Hah??? Ada apalagi Inggris? Bukankah empat tahun lalu...??? Apa yang terjadi, England??? Akh, angan saya melayang empat tahun sebelumnya ketika banyak suporter tewas di Stadion Heysel, Brussels dalam final Piala Champions (Juventus vs. Liverpool). Inggris terluka lagi, Inggris tercoreng lagi. Rasa simpati saya sangat mendalam meskipun saya bukanlah pendukung St. George's Cross. Bahkan bagi saya England adalah musuh besar Der Panzer, Die Nationalmannschaft, kebanggaan saya... Stadion Hillsborough, markas klub Sheffield Wednesday menjadi saksi jatuhnya puluhan korban tewas. Tragedi ini ditengarai sebagai "one of the worst ever international football accidents." Hillsborough pun terkena getahnya, "the deadliest stadium-related disaster". Penyelidikan dari Taylor Report menyatakan bahwa penyebab utamanya adalah kurangnya pengawasan pihak keamanan. Merseyside berduka, Liverpudlians menangis sejadi-jadinya. Sepakbola pun berduka. Sebenarnya saya ingin bercerita lebih banyak lagi. Sangat menyesakkan bahwasanya pada awal-awal saya menyukai sepakbola Eropa, harus dihadapkan pada dua tragedi maut: Heysel 1985 dan Hillsborough 1989. Saya tidak berada di kedua tempat itu. Namun saya merasa sedih sekali mengapa sepakbola harus mengalami kisah tragis seperti ini... Akan tetapi, ya sudahlah. Sampai di sini saja cerita saya. Banyak informasi yang jauh lebih lengkap mengenai tragedi Hillsborough yang anda semua dapat peroleh dari Internet dan cerita pendahulu. To all life victims.....You'll Never Walk Alone.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline