Lihat ke Halaman Asli

Erzetiyo

Pengembara laut dan gunung, penikmat fajar dan senja

Ketika Kau Telanjang di Hadapanku

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Silahkan diisi & tanda tangan surat pernyataan. Tanggalnya nanti kami yg tentukan. Bayarnya 50% sekarang di loket depan, sisanya nanti pada hari H"
"Makasih dok..." Dia menggandeng tangganku, berjalan cepat seolah menyeretku keluar dari ruangan periksa dokter. Pandanganku menyapu ruang tunggu, semuanya pasangan muda, tak ada yg paruh baya. Belum sampai ke loket pembayaran, lembar surat pernyataannya aku remas-remas jadi gumpalan lalu kulemparkan ke dalam kotak sampah yg ada di ujung ruang tunggu.
Dia berhenti, menatapku, menuntut jawaban.
Lirih, suaraku tercekat di tenggorokan, "Yuk kita pulang, aku tak ingin berdebat disini"
*****
Lima tahun kemudian...
"Daddy, ini rapornya, La juara satu", La berlari kegirangan menghampiriku bersama wali kelasnya. Aku terlambat datang. Bu guru wali kelasnya menatapku seolah tak percaya kalo aku orang tuanya, "La anak yg pintar, sopan dan pandai bergaul, dia suka sekali bercerita kalo dia tidak punya ibu dan ayah, yg dia punya hanya daddy"
"Iya...saya daddy-nya", aku tersenyum tapi hatiku bergerimis seperti siang ini...

*Ketika kau telanjang di hadapanku, kau tidak meminta persetujuan orang tuamu.
Jadi, ketidak-setujuan orang tuamu jangan kau jadikan alasan untuk membenarkan tindakanmu meninggalkan aku & La...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline