[caption id="attachment_172073" align="aligncenter" width="640" caption="Rombongan werkudara melintas di jalur karnaval (Kanan) dan Pak Jokowi menyapa ramah warga yang menyaksikan karnaval (18/2) di timur Loji Gandrung (Kiri)"][/caption] Sabtu (18/2) jalan alternatif selatan jalan protokol Solo, yaitu Jl. K.H. Samanhudi tampak mulai padat kendaraan lalu lalang. Hal tersebut dapat menandakan bahwa Jl. Slamet Riyadi Solo tengah punya gawe. Masyarakat yang bertempat tinggal di selatan Jl. Slamet Riyadi mulai bergerak berkelompok menuju utara. Karnaval dalam rangka peringatan Hari Jadi Kota Solo ke-267 mampu menyedot perhatian publik.
Masyarakat Solo sepertinya tak pernah bosan dengan event karnaval yang sering disuguhkan oleh Pemkot Solo. Tema yang berbeda di tiap karnaval mampu membuat publik penasaran. Sekitar pukul 15.00 WIB di sepanjang Jl. Slamet Riyadi telah banyak warga yang duduk menanti datangnya rombongan karnaval. Area depan Loji Gandrung (baca: rumah dinas walikota) ditempatkan panggung kehormatan, banyak masyarakat yang memilih berdiri berkerumun melihat para penabuh gamelan memainkan seni karawitan. Janur kuning melengkung menjadi penghias di sepanjang jalan protokol Kota Bengawan. Kota Solo tengah punya hajat.
Sekitar pukul 4 sore rombongan karnaval baru tiba di depan Loji Gandrung. Masyarakat sudah tak sabar dengan apa saja yang akan dipertontonkan dalam Solo Wayang Karnaval kali ini. Setalah cukup lama menanti rombongan mulai terlihat, barisan terdepan ada pasukan bergada dari Pemkot Solo, disusul den kelompok Solo Batik Carnaval. Tak kalah menyita perhatian adalah rombongan Pejabat Eksekutif dan Legislatif Pemerintah Kota Solo yang semuanya mengikuti karnaval dengan kostum wayang. Para pejabat tersebut berjalan sesuai rute karnaval.
Kala karnaval, Jokowi selalu melempar senyum khasnya pada masyarakat yang menyaksikannya jalannya karnval sambil malambaikan tangannya pada masyarakat. Beberapa diantara penonton ada yang memanggil nama beliau sambil melambaikan tangan, dan Walikota yang dielu-elukan oleh warganya tersebut selalu membalas lambaian tangan warga sambil tersenyum lebar. Seakan tersirat hiburan rakyat tersebut tidak mengecewakan warga Solo dan beliau sendiri.
Mobil nasional Esemka turut dipamerkan dalam karnaval tersebut, sebagai wujud persuasif dari Pemkot Solo agar masyarakat luas terus mendukung kemajuan mobil nasional Esemka. Karnaval yang diikuti oleh sekitar 2000 peserta tersebut mampu menyuguhkan edukasi kekayaan budaya pada para penontonnya dan mengingatkan masyarakat Solo untuk menjaga eksistensi wayang orang di Kota Solo.
Seperti biasa, di kala perhelatan karnaval di Kota Solo masyarakatnya selalu tumpah ruah di Jl. Slamet Riyadi Solo. Sepanjang jalan tersebut disebut Pak jokowi sebagai area srawung warga. Sayangnya, masalah klasik saat karnaval berlangsung adalah kondisi penonton yang berusaha merangsek ke tengah jalur karnaval. Sehingga, semakin ke timur jalur karnaval menjadi semakin sempit. Namun kemeriahan perayaan hari Jadi Kota Solo ke-267 rasanya betul-betul menjadi milik warga Solo.
[caption id="attachment_163688" align="aligncenter" width="300" caption="Penonton yang mulai tumpah ruah di Jl. Slamet Riyadi, tak sabar menunggu datangnya rombongan karnaval."]
[/caption] [caption id="attachment_163690" align="aligncenter" width="300" caption="Replika wayang orang ukuran raksasa menandakan totalitas Solo Wayang Karnaval."]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H