Lihat ke Halaman Asli

Tiyas Mamuji

Mahasiswa Semester 5, Program Studi Tadris Fisika, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengapa Diri Ini Sulit Menghafal Al-Qur'an?

Diperbarui: 18 Desember 2023   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://haji.okezone.com/read/2018/09/05/395/1946325/mengintip-anak-anak-penghafal-alquran-tpa-masjid-nabawiInput sumber gambar

Al-Qur'an merupakan petunjuk dan pedoman bagi umat islam dalam mengarungi tatanan kehidupan. Sercara bahasa Al-Qur'an berasal dari kata -  (qara'a-yaqra'u) memiliki dua makna pertama dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibaca, sebab Al-Qur'an dibaca dengan lisan-lisan manusia. Kedua dapat diartikan sebagai pengumpul, sebab Al-Qur'an mengumpulkan kabar dan hukum.

Kemudian adapun secara istilah syar'i Al-Qur'an dapat diartikan sebagai Firman Allah Tabaraka Wata'ala yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, (manusia terbaik yang Allah ciptakan di dunia). Diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Naas [1].

Dalam artikel ini kita berbicara tentang kesulitan seseorang dalam menghafal Al-Qur'an, apakah ada faktor keturunan sulit untuk menghafal Al-Qur'an?, atau faktor daya tangkap seseorang berbeda-beda dalam menghafal Al-Qur'an?. Perlu kita garis bawahi bahwasanya banyak orang diluar sana yang banyak sekali memiliki kekurangan pancaindera, dapat berupa penglihatan nya yang kurang sempurna, namum mereka dapat mengahafal Al-Qur'an dengan baik bahkan diantara mereka mengikuti lomba penghafal Al-Qur'an tingkat internasional yang diadakan oleh suatu negara. Lalu bagaimana kita yang diberikan nikamat dengan kelengkapan pancaindera oleh Allah Tabaraka Wata'ala tidak dapat menghafalkan Al-Qur'an seperti mereka?. Bahkan jika kita jadikan dalam bentuk persentase kita yang memiliki kesempurnaan pancaindera memiliki peluang yang lebih besar dalam mengahafalkan Al-Qur'an dibandingkan dengan mereka yang memiliki kekurangan dalam penglihatan.

Melalui pembelajaran pada matakuliah Psikologi Pendidikan pada semester 5 yang telah saya lewati, masalah diatas dapat terjawab dan ditelaah oleh dosen pengampu saya yakni Ibu Maolidah, M.Psi. beliau menuturkan bahwasanya salah satu faktor seseorang dapat mudah dalam menghafal  ialah merupakan suatu bakat yang di anugrahkan oleh Allah Tabaraka Wata'ala, karena ada orang yang mudah mengingat suatu hal tertentu dan ada yang sulit untuk mengingat nya pula. Kemudian hal ini juga didukung oleh penelitian Lilik Indra Purwati dengan judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemampuan Menghafal Al-Qur'an Santri Pondok Pesantren Darussalam, didalam nya beliau menuturkan bahwasanya ada faktor pendukung serta faktor penghambat. Didalam faktor pendukung terbagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat berupa motivasi di dalam diri sendiri, keinginan dan tekad yang kuat serta dapat memenegement waktu dengan sebaiknya. Adapun faktor eksternal dapat berupa lingkungan yang baik serta fasilitas yang memadai. Selanjutnya adapun faktor penghambat terdiri dari faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal dapat berupa kurangnya kesadaran diri untuk memaksimalkan waktu dalam menghafal Al-Qur'an serta melakukan perbuatan kemaksiatan. Adapun untuk faktor eksternal nya sendiri dapat berupa kesibukan seorang santri yang berbeda-beda sehingga tidak dapat fokus dalam menghafalkan Al-Qur'an.

Jadi dapat kita simpulkan bahwasanya menghafal Al-Qur'an sulit bagi kita, hal ini seseuai dengan bakat mudah menghafal yang Allah Tabaraka Wata'ala berikan, namun sesuatu yang perlu kita garis bawahi bahwasanya kita tidak boleh menyerah begitu saja, karena kunci dari menghafal ialah prioritas, luangkan waktu untuk menghafal Al-Qur'an bukan menunggu waktu luang, serta tidak ada yang tidak mungkin dimata Allah Tabaraka Wata'ala, kalau Allah berkehendak semua bisa terjadi, serta kalau kita jujur kepada Allah Tabaraka Wata'ala maka Allah akan wujudkan cita-cita kita. Niatkan menghafal Al-Qur'an karena Allah Ilahi Rabbi, tetap semangat terus para Thalabul Ilmi, Barakallahu Fikum

Daftar Pustaka

[1]

S. M. S. Al-'Utsaimin, Ushuulun fit Tafsir, p. 6.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline