Lihat ke Halaman Asli

Tiyarman Gulo

SEO Specialist

Usia Pensiun Diperpanjang, Tapi Usia Cari Kerja Dibatasi? Ini yang Perlu Dibenahi!

Diperbarui: 11 Januari 2025   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia Pensiun Diperpanjang, Tapi Usia Cari Kerja Dibatasi Ini yang Perlu Dibenahi! | sumber gambar: pejuangkantoran.com

Worklife - Pernahkah kamu berpikir tentang paradoks dalam dunia kerja kita saat ini? Di satu sisi, usia pensiun terus diperpanjang karena banyak orang yang masih merasa fit dan ingin berkontribusi lebih lama. Di sisi lain, ada pembatasan usia untuk mencari pekerjaan. Kenapa bisa begitu? Harusnya, selama seseorang belum memasuki masa pensiun, dia masih punya hak yang sama untuk mencari pekerjaan, kan? Di sinilah letak masalah yang perlu kita perhatikan dan kita perbaiki bersama.

Pembatasan usia dalam pencarian kerja harus dihapus, karena setiap orang berhak mendapatkan kesempatan bekerja selama mereka mampu, tanpa memandang usia. - Tiyarman Gulo

Usia Pensiun yang Diperpanjang: Mengapa Itu Perlu?

Dengan semakin panjangnya usia harapan hidup dan kemajuan teknologi, tak jarang orang merasa tetap produktif meski sudah memasuki usia lanjut. Banyak pekerja yang merasa masih punya banyak hal untuk dikerjakan, berbagi pengalaman, dan memberikan kontribusi di dunia kerja. Oleh karena itu, berbagai negara mulai memperpanjang usia pensiun mereka. Misalnya, kalau dulu orang mungkin pensiun di usia 55 atau 60 tahun, kini banyak yang memperpanjangnya hingga 65 tahun atau lebih. Ini adalah langkah positif, karena kita tahu bahwa kesehatan dan kualitas hidup orang semakin membaik.

Namun, ada satu hal yang sering kali jadi tanda tanya besar: kenapa, meskipun usia pensiun terus diperpanjang, masih ada batasan usia bagi orang yang ingin mencari pekerjaan?

Pembatasan Usia dalam Pencarian Kerja: Apa Alasan di Baliknya?

Mungkin banyak yang belum tahu, tetapi beberapa perusahaan, terutama di sektor formal, memasang batasan usia pada lowongan pekerjaan mereka. Biasanya, usia muda dianggap lebih produktif dan dapat berkontribusi lebih banyak dalam jangka panjang. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa generasi muda memiliki energi yang lebih besar, dapat beradaptasi dengan cepat pada perubahan teknologi, dan lebih mudah diajak berkembang dalam perusahaan.

Namun, ada beberapa pertanyaan besar yang muncul dari kebijakan ini: Apakah benar bahwa orang yang lebih tua tidak bisa produktif? Apakah kita benar-benar bisa menilai kemampuan seseorang hanya berdasarkan usia? Tentunya, banyak pekerja yang berusia lebih matang tetap memiliki keahlian, pengalaman, dan kebijaksanaan yang sangat berharga bagi perusahaan.

Yang sering terlupakan adalah kenyataan bahwa pengalaman dan pengetahuan yang didapat selama bertahun-tahun bekerja tidak bisa begitu saja diabaikan. Bahkan, banyak orang yang setelah pensiun merasa punya lebih banyak waktu dan keinginan untuk kembali bekerja. Sayangnya, kebijakan pembatasan usia mencari pekerjaan sering kali mempersulit mereka untuk mendapatkan kesempatan itu.

Kenapa Harus Diperbaiki?

Di sinilah kita perlu bicara tentang keadilan dalam dunia kerja. Kenapa seseorang yang masih sehat, penuh semangat, dan memiliki pengalaman bertahun-tahun harus dibatasi hanya karena angka usia? Bukankah, selama mereka masih mampu menjalankan tugas dengan baik, mereka berhak mendapatkan pekerjaan yang layak?

Saat ini, dunia kerja semakin beragam, dan kita harus menghilangkan anggapan bahwa usia menentukan segalanya. Banyak pekerjaan yang lebih mengutamakan keterampilan dan pengalaman daripada hanya sekedar usia. Di dunia yang semakin berubah dan penuh tantangan, kita harus membuka peluang bagi semua orang, tanpa memandang usia.

Pembatasan usia pada pencarian pekerjaan seharusnya sudah tidak relevan lagi, mengingat kita hidup di dunia yang lebih inklusif. Dengan semakin berkembangnya dunia kerja, banyak pekerjaan yang membutuhkan orang-orang dengan beragam latar belakang, termasuk yang lebih matang usianya. Kita butuh pengalaman, kreativitas, dan perspektif yang lebih luas, yang bisa saja dimiliki oleh mereka yang telah melalui perjalanan panjang dalam hidup dan pekerjaan.

Apa Solusinya?

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengubah mindset. Kita harus berhenti menganggap bahwa usia muda adalah satu-satunya aset berharga di dunia kerja. Sebaliknya, mari kita lihat lebih dalam mengenai kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh setiap individu, tanpa terjebak pada angka usia semata.

Kebijakan perusahaan juga harus mulai lebih inklusif. Menyediakan kesempatan yang adil untuk semua usia akan membuka peluang lebih banyak bagi berbagai kalangan. Tentu, beberapa pekerjaan membutuhkan keterampilan teknis tertentu yang mungkin lebih mudah didapatkan oleh generasi muda. Namun, ada banyak pekerjaan yang lebih membutuhkan keterampilan interpersonal, pemecahan masalah, dan pengalaman hidup---semua hal yang bisa didapatkan dari berbagai usia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline