Lihat ke Halaman Asli

Tiyarman Gulo

SEO Specialist

Perlakukan Uang sebagai Bentuk Kesepakatan Sosial!

Diperbarui: 10 September 2024   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

image by katadata.co.id

Dalam iklan terbaru nya Barclays, tampak ada sebuah pesan yang ingin disampaikan tentang hubungan kita dengan uang. Iklan ini menampilkan orang dewasa yang digambarkan seperti anak-anak dalam berbagai situasi, seperti seorang anak lelaki berpakaian jas yang berjalan di jalan, atau anak-anak berpakaian dewasa bekerja di kantor. Iklan berakhir dengan seorang anak masuk ke cabang Barclays, disertai narasi yang mengatakan, "Studi menunjukkan hubungan kita dengan uang dibentuk sejak usia tujuh tahun." Slogan iklan ini, "Buat uang bekerja untukmu," mengisyaratkan bahwa uang bisa menjadi alat yang memberi keuntungan pribadi.

Pada pandangan pertama, iklan ini tampak cukup menarik dan relevan. Kita semua kadang merasa seperti anak-anak yang mencoba beradaptasi dengan dunia orang dewasa, membangun karier, mengelola hubungan, dan mencari keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. 

Namun, jika kita melihat lebih dalam, ada sesuatu yang mungkin tidak sepenuhnya jujur dalam pesan iklan tersebut. Terutama mengingat peran sektor perbankan yang sering kali terlibat dalam krisis keuangan dan investasi besar-besaran di industri ekstraktif, bagaimana Barclays digambarkan sebagai "orang tua" yang membimbing kita sebagai "anak-anak" terasa sedikit tidak konsisten. Bukankah lebih baik jika kita memperluas metafora ini untuk melihat para bankir sebagai anak-anak yang terlalu sibuk mengarahkan uang mereka tanpa memikirkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan?

Artikel ini tidak bertujuan untuk membahas kegagalan ESG (Environmental, Social, and Governance) atau "investasi yang bertanggung jawab." Sebaliknya, kita akan menggali lebih dalam mengenai hubungan kita dengan uang seperti yang digambarkan dalam iklan Barclays dan membahas bagaimana kita dapat memperlakukan uang sebagai kesepakatan sosial, bukan hanya sebagai komoditas.

Hubungan Kita dengan Uang

Iklan Barclays dengan tepat menunjukkan bahwa hubungan kita dengan uang dimulai sejak usia dini. Tetapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan hubungan ini? Banyak studi menunjukkan bahwa hubungan awal anak-anak dengan uang berkisar pada pemahaman mereka tentang fungsi uang sebagai alat tukar dan penggunaan aritmatika untuk menghitung nilai. Studi yang lebih mendalam mengeksplorasi makna subjektif uang bagi anak-anak. Misalnya, apakah uang saku anak adalah milik mereka atau milik orang tua mereka? Bagaimana anak-anak belajar menggunakan uang dengan cara yang sesuai dengan norma budaya mereka? Dan bagaimana mereka membangun hubungan yang dimediasi oleh uang?

Dalam konteks ini, uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar atau ukuran nilai, tetapi juga sebagai alat untuk membangun dan memelihara hubungan sosial. Dengan kata lain, uang adalah jembatan yang menghubungkan orang dan barang dalam sebuah sistem ekonomi yang kompleks.

Petani hanya bisa terus menghasilkan dan memanen karena kita menyediakan uang untuk membeli produk mereka. Begitu pula, tukang cukur hanya bisa membayar tagihan dan kebutuhan hidup mereka karena orang lain membayar mereka untuk layanan mereka. Ini mencerminkan ketergantungan timbal balik dalam ekonomi kita yang sangat khusus dan kompleks.

Namun, meskipun Barclays menyoroti sifat relasional dari uang ini, sektor perbankan sering kali mengabaikan hal ini. Terutama dengan strategi perbankan seperti "originate-to-sell"*, di mana bank mengeluarkan pinjaman, menggabungkannya menjadi sekuritas, dan menjualnya kepada investor. Bank tidak lagi memegang pinjaman atau risiko, yang dapat mendorong praktik pemberian pinjaman yang kurang hati-hati karena tanggung jawab atas pinjaman berpindah ke investor.

Dari Kapan Uang Menjadi Komoditas?

Pemahaman uang sebagai objek atau komoditas yang terpisah dari nilai relasionalnya disebut commodity imaginary. Ini adalah pandangan umum tentang uang yang sering kali kita terima. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh cerita asal-usul uang dari Adam Smith tentang barter. 

Menurut cerita ini, dalam masyarakat tanpa uang, seorang tukang roti yang ingin menukar roti dengan ayam mengalami masalah karena peternak ayam lebih suka kentang. Untuk mengatasi masalah ini, uang muncul sebagai alat tukar yang umum, memungkinkan tukang roti menjual roti untuk uang dan kemudian membeli ayam.

Cerita ini tampaknya logis dan meyakinkan, namun kenyataannya, masyarakat barter seperti itu tidak pernah ada. Masyarakat tanpa uang yang ada di dunia nyata memiliki struktur ekonomi yang berbeda. Sebagai contoh, Enam Bangsa Iroquois, yang merupakan masyarakat tanpa uang, mengelola ekonomi mereka dengan menyimpan barang dan mendistribusikannya melalui dewan wanita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline