Dalam suatu malam yang penuh dengan emosi dan ketegangan di Allianz Arena, Munich, Spanyol berhasil mencatatkan nama mereka di final EURO 2024 setelah mengalahkan Prancis dengan skor 2-1 dalam semifinal yang sangat intens.
Pertandingan ini tidak hanya menjadi pesta sepak bola, tetapi juga menampilkan kegemilangan seorang pemuda berbakat, Lamine Yamal, yang mencuri perhatian dengan penampilan gemilangnya.
Prancis Membuka Keunggulan, Yamal Menjawab Tantangan
Pertandingan dimulai dengan tempo yang tinggi, di mana kedua tim saling berusaha menguasai permainan. Prancis, dengan perubahan formasi ala Deschamps, tampil sangat agresif dan mendominasi awal pertandingan.
Pada menit ke-9, mereka berhasil membuka keunggulan melalui sundulan Randal Kolo Muani yang tidak mampu diantisipasi dengan baik oleh pertahanan Spanyol.
Namun, reaksi cepat datang dari Lamine Yamal. Pemain muda yang berasal dari Barcelona ini menunjukkan kelasnya dengan mencetak gol indah di menit ke-22.
Menerima umpan di luar kotak penalti, Yamal berhasil melewati beberapa pemain lawan sebelum melepaskan tembakan melengkung yang gagah. Bola menghujam ke pojok kanan atas gawang, membuat kiper Prancis, Maignan, tidak berdaya.
Dengan gol ini, Yamal tidak hanya menyamakan kedudukan, tetapi juga mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pemain termuda yang mencetak gol di Piala Eropa, pada usia 16 tahun 362 hari.
Dani Olmo Membuat Prancis Tertinggal
Setelah gol penyama kedudukan dari Yamal, momentum berada di pihak Spanyol. Mereka terus menekan pertahanan Prancis dan pada menit ke-25, usaha keras mereka berbuah manis.
Umpan crossing dari Jesus Navas berhasil dihalau oleh William Saliba, tetapi bola kedua jatuh begitu saja di kaki Dani Olmo. Tanpa ragu, Olmo mengarahkan bola ke gawang yang sudah terjaga rapat oleh Maignan.
Meskipun Jules Kounde berusaha menghalangi dengan diving block, bola malah membentur kakinya dan akhirnya masuk ke gawang Les Blues. Skor berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan Spanyol.
Perubahan Taktis dan Perjuangan Sengit
Memasuki babak kedua, Prancis berusaha keras untuk menyamakan kedudukan. Deschamps melakukan perubahan taktis dengan memasukkan Antoine Griezmann, Bradley Barcola, dan Eduardo Camavinga untuk memberi tekanan lebih di lini serang. Namun, Spanyol yang dipimpin oleh Luis De La Fuente tidak memberi ruang untuk dibobol.