Lihat ke Halaman Asli

Tiyarman Gulo

SEO Specialist

Intip Kondisi Ekonomi Jakarta: Pertumbuhan, Inflasi, dan Pilkada 2024

Diperbarui: 21 Juni 2024   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Mural ondel-ondel mengenakan masker di kolong jembatan layang di Kelurahan Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (13/6/2021). (Foto: KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Jakarta, ibukota Indonesia, tidak hanya pusat politik tetapi juga sentra ekonomi yang vital bagi negara ini. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi Jakarta menjadi sorotan utama, terutama menjelang Pilkada Serentak 2024. 

Artikel ini akan mengupas kondisi ekonomi Jakarta dari berbagai sudut pandang, termasuk pertumbuhan ekonomi, inflasi, angka pengangguran, dan bagaimana dinamika politik lokal mempengaruhi stabilitas ekonomi daerah.

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Jakarta terus menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. 

Pada 2021, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta mencapai Rp 2,9 triliun, meningkat menjadi Rp 3,1 triliun pada 2022, dan naik lagi menjadi Rp 3,4 triliun pada 2023. Pertumbuhan ini didukung oleh sektor-sektor vital seperti keuangan, perdagangan, dan jasa.

Inflasi dan Stabilitas Harga

Inflasi merupakan indikator penting yang mempengaruhi daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi suatu daerah. Jakarta mencatatkan tingkat inflasi yang bervariasi dalam beberapa tahun terakhir. 

Pada 2021, tingkat inflasi tahunan Jakarta sebesar 1,53%, naik menjadi 4,21% pada 2022, dan kemudian menurun menjadi 2,28% pada 2023. 

Penurunan inflasi pada 2023 merupakan hasil dari kebijakan moneter yang dijalankan oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas harga di pasaran.

Angka Pengangguran dan Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jakarta juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada 2021, TPT Jakarta mencapai 8,5%, kemudian turun menjadi 7,18% pada 2022, dan berlanjut turun menjadi 5,3% pada 2023. 

Data ini mencerminkan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai program pelatihan dan pembukaan lapangan kerja baru. 

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat dari 62,63% pada 2021 menjadi 65,21% pada 2023, menunjukkan semakin banyaknya penduduk Jakarta yang terlibat dalam pasar tenaga kerja.

Pilkada Serentak 2024 dan Implikasinya bagi Ekonomi Jakarta

Pada 27 November 2024, Jakarta akan menyelenggarakan Pilkada Serentak bersama 36 provinsi lainnya. Pilkada ini tidak hanya menjadi ajang politik tetapi juga berpotensi mempengaruhi stabilitas ekonomi daerah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline