Jika kamu merupakan penggemar berat Solo Leveling, pasti tidak melewatkan versi animenya yang mendebarkan. Namun, siapa sangka, ada beberapa perbedaan menarik antara versi animenya dan sumber aslinya, yakni manhwa. Mari kita telusuri apa saja yang membuat keduanya berbeda secara kualitas.
Insiden di Dungeon C-Rank: Kedalaman Karakter yang Berbeda
Di versi animenya, kita disuguhkan dengan momen dramatis saat Jinwoo terpaksa menghadapi Hwang Dongsuk dan kelompoknya di Dungeon C-Rank. Namun, dalam manhwa, ceritanya sedikit berbeda. Di sana, kita melihat Jinwoo dan Jinah menikmati waktu santai bersama, tanpa adanya pertarungan epik. Perbedaan ini tidak hanya sekadar soal aksi, tetapi juga memberikan kedalaman pada karakter dan hubungan antar karakter, mengungkap sisi-sisi yang lebih dalam dari kisah Solo Leveling.
Kematian Kim Sangshik: Pengembangan Karakter yang Lebih Mendalam
Momen tragis kematian Kim Sangshik di episode ke-9 merupakan salah satu sorotan dalam Solo Leveling. Namun, perbedaan pendekatan antara animenya dan manhwanya menarik perhatian. Di animenya, kita menyaksikan Sangshik terluka parah dan akhirnya meninggal setelah upaya penyelamatan dari Joohee. Namun, di manhwa, kematian Sangshik digambarkan dengan lebih mendalam. Kita diperlihatkan momen Sangshik berbicara dengan keluarganya, mengungkapkan kerinduannya untuk kembali. Perbedaan ini memberikan dimensi emosional yang lebih kompleks pada karakter dan memperkaya narasi keseluruhan.
Guild Hunter dan Ekspedisi ke Jeju: Pengembangan Dunia yang Lebih Komprehensif
Di episode terakhir animenya, kita disuguhkan dengan perubahan besar di mana Guild Hunter memulai ekspedisi ke Jeju. Mereka menemukan monster semut yang baru berevolusi di laut. Namun, di manhwa, para Hunter sudah memiliki informasi tentang ancaman monster tersebut sebelumnya, menambahkan ketegangan dan kompleksitas pada alur cerita. Perbedaan ini memperluas pemahaman kita tentang dunia Solo Leveling dan memperkaya pengalaman membaca.
Kesimpulan
Kualitas sebuah adaptasi tidak hanya tergantung pada kesetiaan pada sumber materi aslinya, tetapi juga pada kemampuan untuk mengembangkan narasi dan karakter dalam medium yang berbeda. Solo Leveling, baik dalam bentuk anime maupun manhwa, berhasil menonjolkan keunikan dan keindahan masing-masing, memberikan pengalaman yang memikat bagi para penggemar. Dengan perbedaan-perbedaan yang disajikan, keduanya tetap menjadi karya yang patut diapresiasi dalam dunia hiburan.(*)