Dikutip dari website konstruksimedia.com pada rapat koordinasi bersama kementerian yang dilaksanakan di Jakarta, 31 Oktober 2023 di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Erick Thohir menyampaikan keinginannya untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur bendungan dan jalan tol pada tahun 2024. "Saya minta untuk bendungan lainnya dengan target selesai 2024, juga untuk jalan tol." ungkapnya dalam rapat tersebut.
Di kesempatan yang sama, Erick Thohir juga mendesak penyelesaian program strategis lainnya, yakni pelaksanaan proyek utama pada enam kelompok pembangunan triwulan III yang terdiri dari Indikator Pembangunan Nasional, Janji Presiden, Major Project, Proyek Strategis Nasional, SDGs, dan Direktif Presiden. Keputusan tersebut tentunya membuat berbagai pihak yang bersangkutan dalam proyek pembangunan bendungan dan jalan tol terdesak apalagi menimbang tahun 2024 yang sudah sangat dekat. Berbagai upaya terus dikerahkan untuk mendukung percepatan proyek pembangunan ini, salah satunya dengan penggunaan teknologi yang lebih mutakhir. Dengan penggunaan teknologi yang lebih mutakhir diharapkan dapat mempercepat beberapa proses pembangunan.
Teknologi terbaru dapat diterapkan pada berbagai objek proyek termasuk dalam distribusi material. Distribusi material secara konvensional cenderung memakan waktu yang lama dan hasil yang kurang akurat, khususnya dalam proses penghitungan muatan material truk. Hal ini dapat menghambat percepatan pembangunan proyek bendungan dan jalan tol. Bahkan hasil perhitungan yang tidak valid dapat merugikan proyek.
Berlandaskan dari permasalahan tersebut, perusahaan teknologi, asal Yogyakarta Widya Robotics mengembangkan teknologi yang bisa menjadi solusi terhadap permintaan Menko Marves sebagai wujud pendukung proses pembangunan infrastruktur di Indonesia, yakni Widya Load Scanner. Widya Load Scanner merupakan alat untuk menghitung volume muatan yang menggunakan teknologi sensor LiDAR (light distance and ranging) sebagai sensor utamanya.
Tri Yunianta selaku VP of Technology Widya Robotics menjelaskan bahwa, "Widya Load Scanner mampu menghitung volume muatan dengan cepat. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 40 detik untuk satu kali pengukuran. Alat ini juga telah tersertifikasi oleh SUCOFINDO memiliki akurasi hingga 99,23% dalam sekali penghitungan volume muatan. Sehingga, teknologi ini tentunya jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan penghitungan manual."
Teknologi konstruksi terbaru ini hanya memerlukan waktu kurang dari 1 menit. Secara umum, prosesnya mencakup dua kali scanning, yakni saat truk berisi muatan dan kosong muatan. Penghitungan kedua hasil scanning tersebut akan dikalkulasikan untuk mendapatkan volume muatan yang sebenarnya. Hasil penghitungannya akan tersimpan secara otomatis dan real-time dalam sistem yang dapat dilihat langsung di dashboard komputer. Data hasil penimbangan juga dapat diunduh dalam format excel atau csv.
"Widya Load Scanner telah digunakan oleh beberapa perusahaan swasta dan BUMN dalam proyek-proyeknya. Mulai dari proyek pembangunan di dalam negeri, seperti proyek di IKN, Jakarta, Purwakarta, Cirebon, Balongan, Makassar, Kalimantan, dan Sumatera. Untuk di luar negeri, lat ini juga sudah digunakan oleh perusahaan di Yangon, Myanmar. Sementara itu, untuk perusahaan tambang di Indonesia seperti tambang nikel dan batubara, teknologi ini sudah terpasang di perusahaan swasta yang berlokasi di Sulawesi dan Kalimantan." tambah Tri.
Dengan menggunakan Widya Load Scanner hasil penghitungan dapat lebih akurat dan tidak memakan waktu yang banyak. Selain itu, teknologi ini juga mampu meminimalisir kesalahan dalam penghitungan akibat kelalaian atau kelicikan manusia. Oleh karena itu, teknologi ini diharapkan membantu dalam upaya mempercepat penyelesaian proyek pembangunan bendungan dan jalan tol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H