Lihat ke Halaman Asli

Realita Hidup

Diperbarui: 13 Januari 2016   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh: Maryam Maci

 

Bismillah ar Rahman ar Rahiim...

 

Izinkan saya sedikit bercerita secara umum mengenai sekelumit kehidupan yang saya lihat. Meski memang begitu banyak kisah yang tak mampu diceritakan atau bahkan belum mampu untuk diungkapkan saat ini. Karena kisah hidup di dunia ini terus berjalan hingga kematian itu sendiri yang menghentikannya. Adalah suatu hikmah yang patut bisa diambil dari kisah-kisah yang terjadi ini.

 

Kehidupan kaum perempuan memiliki keunikan tersendiri dari kisah kaum lelaki. Masa kini, di mana ada sebagian kaum perempuan yang memperjuangkan kiprah kaum perempuan di hadapan publik, ada pula yang sebaliknya. Jika kita kembalikan lagi kepada nash agama, maka akan didapati bahwa keutamaan seorang wanita memang di rumah. Namun, seorang wanita tak terhalang untuk berkiprah di luar rumah ketika urusan rumahnya sudah selesai. Mereka ini tentu dibutuhkan terutama untuk pergerakan di kalangan perempuan itu sendiri dan masyarakat umum.

 

Ini adalah keadaan di saat seorang wanita sudah menjadi seorang istri dan atau seorang ibu. Sedikit berbeda dengan kelompok kaum perempuan yang mana di usianya yang sangat matang belum kunjung menikah. Di luar penyebab si perempuan menjadi demikian tentunya. Ia tentu tak ada tanggungjawab utama untuk mengurus keluarga selayaknya orang yang sudah menikah. Hanya saja ia sebagai seorang anak patut berbakti dan membantu orang tua dan saudara-saudaranya.

 

Persoalan klise memang, tapi inilah realita hidup. Di mana banyak anak-anak Indonesia yang mengalami beragam realita hidup ini. Perempuan-perempuan aktivis ada yang memilih lama hidup sendiri dan pontang-panting dalam ranah lain. Lelaki pun ada yang demikian.  Tetapi ada juga sebagiannya lagi dari kalangan perempuan yang memilih membentuk keluarga dan tetap menjadi aktivis di kalangan masyarakat, dalam artian tidak hanya sibuk dengan urusan rumah tangga saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline