BOGOR- Puluhan peserta National Leadership (NLT) 2 Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Se-Indonesia berdiskusi mengenai Gerakan Islam Kontemporer di dunia, khususnya di Indonesia. Agenda yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah (PD) KAMMI Bogor ini berlangsung sejak 26-31 Januari 2015 di Aula GOR Pajajaran Bogor.
Beberapa di antara gerakan tersebut adalah gerakan Salafi, Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin, dan Jamaah Tabligh. “Ada beberapa di antaranya melakukan hal yang benar namun dengan caranya kurang sesuai, khususnnya dengan kondisi di Indonesia. Maka kesalahan tersebut cenderung menguntungkan pihak-pihak yang membenci Islam,” ujar Dr. Taufik Hulaimy, Ma, Med saat mengisi NLT 2.
Ia pun memberikan pernyataan terkait fatwa pengharaman demokrasi yang cenderung menguntungkan pihak pembenci Islam. “Indonesia sebagai negara penganut sistem demokrasi apabila dilawan dengan fatwa tersebut dapat menimbulkan potensi kepemimpinan dipegang oleh pemimpin non muslim,” ungkap salah satu staff dosen di University of Sudan itu.
Salah satu kesimpulan kongkrit dari diskusi tersebut adalah KAMMI harus berani memulai langkah sesuai kondisi saat ini namun tetap mencontoh pada Rasulullah SAW. “Untuk mencapai kesuksesan dalam mendirikan khilafah adalah dengan tidak mengambil jalan kekerasan, namun juga tidak tunduk pada musuh,” tutupnya. (*/KAMMI Daerah Bogor)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H