Lihat ke Halaman Asli

Merealisasikan Gerakan KAMMI Berbasis Ilmiah

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merealisasikan Gerakan KAMMI Berbasis Ilmiah

Suksesi kepemimpinan baru KAMMI semakin dekat, khususnya untuk KAMMI Daerah Bogor yang berencana menyelenggarakannya bertepatan dengan milad KAMMI yang ketujuh belas. Menjelang momen tersebut, sudah sepatutnya beragam gagasan segar terkait KAMMI ke depan semakin terwacanakan.

Bukan persoalan ini gagasan baru atau lama, melainkan kelayakannya pada kondisi kekinian. Hal ini pun perlu diskusi kembali dan analisis yang tajam dari beberapa pihak yang mumpuni. Penulis sendiri memiliki gagasan gerakan mahasiswa berbasis ilmiah. Artinya, kader harus semakin mampu mempresentasikan keilmuannya sebagai upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah serta pihak lain yang berkepentingan. Kita memahami bahwa setiap kader memiliki kepakaran tersendiri, maka hal itu KAMMI harus memberikan ruang apresiasi dan berkarya.

Aksi di jalan masih tetap diperlukan. Ia bukanlah sesuatu jalan yang mutlak harus dilalui. Sebagaimana KAMMI pun memiliki gerakan sosial kemasyarakatan, gerakan ekonomi, hingga gerakan perempuan. Di sini, kebijakan publik tentu tetap bisa memainkan peran politiknya, khususnya kepada pemerintah setempat.

Nah,  mengenai gerakan berbasis ilmiah ini, sudah lama diwacanakan oleh KAMMI. Bahkan, penulis pernah merasakan diskusi dalam sebuah rapat ataupun forum mengenai pentingnya pembentukan forum KAMMI berbasis keilmuan untuk memajukan gerakan KAMMI ke depannya. Yang menjadi pertanyaan, sebagai kader KAMMI –terutama untuk saya sendiri-, kapankah lagi kita menyatakan siap merealisasikannya?

Salah satu keluaran yang harus ada di dalam gerakan ini adalah banyaknya jurnal ilmiah kader yang terpublikasikan. Akan lebih baik jika jurnal tersebut menjadi referensi ilmiah bagi banyak kalangan. Tentu hal seperti ini akan menjadi nilai tambah bagi organisasi KAMMI itu sendiri. Namun apa daya, semua itu hanya akan mejadi mimpi belaka ketika kita hanya sekedar mampu berwacana saja.

Wallahu a’lam bishshawab.

Bogor, di ruang perenungan

20 Februari 2015 pukul 23:05 WIB

Siti Maryam Purwoningrum (Maryam Maci)

Kader AB3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline