Lihat ke Halaman Asli

PERJALANAN DI DUNIA PUBLIK DITANDAI PERJALANAN DI DUNIA DOMESTIK (PERAWATAN KULIT SAYA)

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1355324369695941240

Bermula dari menghadiriworkshop dan seminar internasional psikologi (ISSBD) di Beijing, China, tahun 2000, 12 tahun lampau lah yang menjadikan saya mulai mengenal produk perawatan kulit dari Biokos. Sepulang dari Beijing yang saat itusuhu udaranyasungguh menyengat, menjadikan kulit muka ini memerah seperti kepiting rebus. Saya segera mengupayakan agar kulit kembali pulih, setelah melewati coba-gagal beberapa kali, saya menemukan produk biokos yang untuk kulit sensitif. Hasilnya lumayan juga, secara dari masa remaja saya tidak pernah mengalami masalah dengan kulit. Memang sedari remaja, saya sudah suka mengoles-oles muka dengan berbagai bahan, dari telur, tomat, mentimun dan alpukat. Paling sering adalah mengoles alpukat di wajah, daging buahnya saya makan, sedang alpukat bagian dalam kulit bisa digunakan untuk olesan sebagai masker di wajah.

Setelah kuliah di Yogya, bekerja di Jakarta sebentar, kemudian balik lagi ke Yogya, bekerja sebagai pengajar di PT, saya tetap melanjutkan perawatan kulit dengan cukup rajin. Saat bekerja dan sudah menikah, mulai menggunakan produk-produk perawatan yang trend saat itu, tentu yang terjangkau oleh kantong saya, ibu bekerja sekaligus punya beberapa anak. Setiap hari saya melakukan perawatan standar, membersihkan wajah dengan pembersih, penyegar; jika pagi hari hendak ke luar rumah, saya gunakan pelembab, lalu alas bedak, kemudian bedak taburatau bedak padat. Meski rajin merawat wajah, saya jarang berdandan meronai wajah dengan perona mata, pemerah pipi misalnya. Sehingga, yaa..menurut saya, saya sudah ‘dandan abis’..eh dapat komen, ibu ini nggak dandan yaa..(lalu saya ber hiyaaa...menggumam sendiri sih). Jika malam, saya membersihkan wajah, memberi penyegar, trus gunakan krim malam. Kadang, kalau sudah terlalu capek, ya tetep dengan wajah berlapis make-up, langsung terkapar rebah di tempat tidur (manusiawi banget...)

Sampai di tahun 2000 itu, saya gunakanlah produk biokos eh.. apa caring yaa, yang untuk kulit sensitif. Setelah merasa tidak perlu gunakan produk untuk kulit sensitif, kembali memakai yang biasa, nampaknya masih satu distributor. Bertahun-tahun kemudian, saya tertarik gunakan produk biokos yang botu like; seneng saja dengan warnanya yang adeem, kehijau-hijauan. Sementara dalam duniapublik (ehm ya, dunia saya yang rawat merawat kulit itu, saya kategorikan dunia domestik saya, dan ini menurut saya isinya ya indah dengan indah, alias saya senang dengan kegiatan rawat merawat, termasuk saya suka merawat tanaman, merawat anak-anak), saya memiliki kegiatanberjibun, dari mengajar, meneliti, mendampingi mahasiswa dan kaum muda, ceramah di institusi dan komunitas tertentu, saat ini masih diserahi mengelola Yayasan dengan 23 TK di dalamnya, itupun masih suka ‘di eret-eret’ alias di ajak ropat-rapat organisasi.

Yaa, hidup yang berwarna, melukis jalan aktivitas saya di dunia publik, namun tetap dengan dunia domestik : membersihkan, menyegarkan wajah saya lakoni. Beberapa waktu lampau saya mendapat produk dengan metode setlika wajah (haa... bayangkan saja),  hasilnya  lumayan juga. Namun sejalan dengan usia yang sudah melampaui setengah abad, mulai timbul titik-titik hitam di wajah, terutama di tulang pipi. Naah, tanda-tanda kesepuhanmulai muncul atau paparan sinar mentari sekarang memang lebih keras, unsur-unsur itulah yang menjadikan saya sekarang melirik produk biokos lagi, yaitu derma bright. Dari namanya dapat ditandai produk ini untuk mencerahkan wajah. Kalau dulu saya gunakan botu like dengan kandungan anti aging lebih banyak, sekarang dengan mencoba derma bright, saya berharap, titik-titik hitam di wajah dapat tereliminasi, syukur-syukur pudar dan hilang. Belum lama sih saya gunakan derma bright ini, namun di awal pemakaian (saya gunakan intensive brightening serum,untuk mengurangi spot/hiperpigmentasi, serta intensive brightening night cream untuk meningkatkan kecerahan kulit, memberi nutrisi di malam hari dan memperlambat tanda-tanda penuaan kulit, hm..ya memang sudah yaa), saya merasa cukup nyaman menggunakan 2 produk ini, semoga memudarkan spot hitam dan kulit wajah lebih cerah lagi .

Btw, di hidup harian saya sekarang, pola makan sudah berubah, dengan mengkonsumsi banyaaak buah dan sayur, nasi sudah sangat saya kurangi, bahkan bisa berhari-hari tanpa makan nasi. Vitamin dalam bentuk tablet, saya tidak mengkonsumsi, lebih baik langsung dari buah2 an yang dimakan. Ini semua karena saya sudah “teracuni” (piss mas Wied) oleh patronyang sangat saya kagumi, yaitu mas Wied Harry Apriaji, seorang ahli nutrisi sehat terkenal.Saya juga sudah pernah mengikuti Circulation of “Qi” for Health (Meditation Course & Workshop) bersama pak Budiman Handjaja, M.Sc (semoga ini bukan riya atau kesombongan).

[caption id="attachment_214128" align="alignnone" width="640" caption="..saat di thai silk, chiangmai, Thailand"][/caption]

Semata- mata dengan deskripsi yang panjang kali lebar ini, dapat menghantar saya di fase ini (50-60 tahun), yaitu fase generativity vs stagnan (ini konsep tahap psikososial, yang dikembangkan Erikson), sebagai individu yang tidak mandeg, tetap mampu bekerja, berkarya terutama untuk kemaslahatan orang banyak, yang pada tahap berikutnya, di usia 60 tahun ke atas, fase integrity vs despair, saya tumbuh menjadi pribadi yang memiliki integritas, bukan pribadi yang putus asa. Upaya2 ini sedang saya lakukan..baik di dunia publik maupun domestik, agar selaras dan seimbang hidup ini...salam...

Yogya, 121212

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline