Beberapa waktu lalu saya berkesempatan melakukan outing classbersama teman-teman sekelas mata kuliah Teknologi Informasi Pariwisata ke Kawasan Kota Tua Jakarta. Awalnya kami mengira kami hanya akan berkeliling museum. Namun kami terkejut ketika kami diboyong oleh tour guide ke sebuah perkampungan. Kami bertanya-tanya, mengapa kami dibawa ke perkampungan biasa dan apa ada hal yang menarik di perkampungan tersebut. Tour guide menjelaskan, perkampungan yang kami kunjungi ialah perkampungan Arab atau sering dikenal sebagai Pekojan. Di Pekojan terdapat beberapa situs peninggalan sejarah Islam di Jakarta.
Kami mengunjungi beberapa benda cagar budaya di kawasan tersebut sembari tour guide menceritakan satu persatu sejarah dari benda-benda cagar budaya tersebut. Benda Cagar budaya yang kami kunjungi salah satunya ialah Langgar Tinggi. Menurut cerita, Langgar Tinggi merupakan sebuah Mesjid Kecil atau Musalah, tempat ibadah orang Islam sekaligus tempat perniagaan. Uniknya bangunan 2 lantai ini tidak mencirikan bahwa bangunan tersebut digunakan sebagai tempat ibadah karena lantai 1 bangunan tersebut digunakan untuk berdagang. Bentuknya yang persegi panjang didominasi oleh kayu dengan sedikit ornamen Cina menimbulkan kesan bahwa bangunan tersebut hanya sebagai pertokoan tidak terlihat seperti Musalah.
Teras Langgar Tinggi Pekojan berlantai kayu dan atapnya disangga pilar-pilar bergaya Eropa. Di sebelah kanan terdapat pintu masuk ke dalam ruang utama yang berjendela dengan kisi-kisi berupa bilah kayu sederhana pula. Puncak undakan berlanjut ke undakan menurun menuju pintu yang membuka ke kali, tapi kini pintu ke kali sudah tertutup. Dahulu orang-orang yang ingin beribadah dan berdagang ke Langgar Tinggi pergi menggunakan perahu.
Hingga kini, Langgar Tinggi masih digunakan untuk ibadah dan berdagang. Namun keadaan bangunannya sudah memprihatinkan. Terlihat kurang dipelihara dan dirawat oleh pemerintah setempat. Diharapkan pemerintah setempat memelihara dan merawat peninggalan sejarah ini. Benda Cagar Budaya ini merupakan aset berharga negara sekaligus bisa menjadi tujuan wisata yang menarik bagi peminat sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H