Selo merupakan nama dari sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Boyolali. Kecamatan ini posisinya di kawasan lereng gunung Merapi dan Merbabu. Nama Selo sendiri, konon sebab letaknya yang di sela-sela kedua gunung. Dengan letak geografisnya yang demikian, Kecamatan Selo memiliki potensi wisata pemandangan alam yang menjanjikan.
Sejujurnya, saya ada rasa malu bahwa baru di usia saya yang kedua puluh dua tahun saya injakkan kaki di tempat indah ini. Sebagai dara kelahiran Boyolali, besar dan tinggal di Boyolali pula, tapi tidak pernah melihat Selo. Oalah!
Pagi itu, kisaran pukul delapan, saya berangkat dari rumah bersama dengan seorang kawan tualang. Dia pulalah tersangka utama yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi dalam perjalanan ini. Kami pergi dengan prinsip Rangga dalam Ada Apa dengan Cinta 2, begini bunyinya,
Itulah bedanya liburan sama traveling. Liburan itu tahu mau ke mana, tidur di mana, semua terencana. Kalo traveling itu lebih spontan, penuh risiko, yang kita nikmati itu prosesnya bukan hasilnya.
Iyak, dengan prinsip Rangga ya, camkan.
Di tengah perjalanan, barulah tercetus dalam benak untuk coba main ke Selo. Tancap gas, saya pun tidak ada bayangan buruk sama sekali. Sebagai info, saya juga sudah biasa lewat jalan menanjak dan menurun setiap mudik ke kampung halaman ayah saya di Pati, Jawa Tengah atau saat ke Gunung Kidul, Yogyakarta. Jadi, yang ada di pikiran saya kira-kira jalanannya akan seperti itu.
Perlahan mengikuti arahan map, kami mulai merasakan tanjakan diaduhi kaki-kaki Vario putih yang punggungnya kami tunggangi. Tanjakan yang tak curam namun konstan dan sangat panjang. Hawa dingin pun mulai terasa, saya baca tulisan di sebuah sekolah yang hadapannya kami lewati, rupanya saat itu kami telah sampai di Kecamatan Cepogo.
Tujuan pertama telah diputuskan. Map saya arahkan menuju New Selo. Semakin dekat dengan tujuan, jalan menjadi semakin berliuk dan sempit. Di sisi kanan dapat saya lihat kebun-kebun sayur milik warga, pemandangan hijau memanjakan mata. Tapi, tetap perhatikan jalan jika tidak ingin merasakan terbang bebas lalu mendarat di kolam sawi.