Lihat ke Halaman Asli

Tivana Fachrian

Coupleblogger

Ngobrol Santai dengan GRAj Sura Sudjiwo: Mengintip Kehidupan Sang Putri Mangkunegaran Surakarta

Diperbarui: 26 Maret 2021   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang putri raja adalah impian sebagian besar anak gadis di dunia, sebab dongeng-dongeng masa kecil senantiasa menceritakan kehidupannya. Apa yang terbayang dari kata "putri raja" ketika kita mendengarnya? Gelar dan kehormatan? Keanggunan? Sosok nun cantik jelita dan dicintai rakyatnya? Atau mungkin... Ada banyak hal lain yang mana pernah kita ketahui. 

Sama seperti gadis-gadis lain, aku pun sering kali berangan. Lebih-lebih dengan kelana pikiranku yang selalu dicambuk utopis, maha romantis. Perasaan seperti ini barangkali tak pernah dimiliki oleh Gustiku yang ramah tamah, GRAj Sura Sudjiwo.

Siapakah beliau? Mari mengenalnya lebih dekat sebelum kuceritakan lebih banyak. Beliau bernama lengkap GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, kerap disapa Sura. Sedangkan GRAj atau Gusti Raden Ajeng merupakan gelar yang ditandangnya sedari lahir; gelar untuk putri dari seorang raja dan permaisuri.

Beliau lahir dari ayahanda Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX yang memiliki nama asli GPH Sudjiwo Kusumo, telah dinobatkan sebagai raja pada 24 Januari 1988. Sedangkan ibundanya adalah Gusti Kanjeng Putri (GKP) Mangkunegara IX, permaisuri dari Kerajaan Mangkunegaran saat ini, (Official Website Puro Mangkunegaran, 2017).

Gambar: KGPAA dan GKP mangkunegara IX | Sumber: puromangkunegaran.com

Hari ini (3/25), aku berkesempatan untuk berbincang manis dengan sang putri, yang tidak keberatan kupanggil dengan sebutan 'Kakak' ini. Bahkan, lebih dari itu beliau juga berkenan membaca tulisanku sebelumnya mengenai Puro Mangkunegaran; tempat beliau tinggal. Puji syukur, beliau bilang tulisanku bagus, aku jadi senang hehehe.

Setelah itu, aku juga sempat menanyakan beberapa hal. Aku begitu penasaran dengan kehidupan seorang putri, sekiranya adakah suka dan duka yang beliau rasakan atau alami, tepatnya yang mungkin orang-orang biasa seperti aku tidak pernah merasakannya. 

Beliau nyatakan bahwa sebenarnya kehidupan keseharian beliau sama seperti orang-orang pada umumnya. Bedanya, beliau harus lebih menjaga sikap karena membawa nama Praja Mangkunegaran. Selain itu, beliau mengungkapkan bahwa beliau beruntung sebab bisa lebih dalam belajar adat istiadat di sumbernya langsung bahkan ditugaskan untuk melestarikan adat istiadat atau budaya ini sampai kapan pun.

Banyak pengalaman yang beliau dapat juga selain mengenai adat istiadat, salah satunya dalam bersosial dan lebih dekat dengan para abdi dalem. Sedangkan dukanya, beliau merasa mungkin tak sebebas orang lain.

So far, so good lah.

pungkas beliau, setelah bercerita mengenai suka dukanya.

Nah, hal berikut yang membuatku penasaran. Apakah teman-teman beliau terutama pada masa sekolah dan kuliah tahu jika beliau ternyata adalah seorang putri. Beliau mengungkapkan,

Mereka kaget dan amazed, kayak "Hari gini masih ada beneran ya?" dan langsung nanyain gimana kehidupannya di masa sekarang. Lalu tanya gimana rasanya, dll. Dan seringnya mereka kaget karena ga sesuai ekspektasi yang kaku atau jaim gitu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline