UPH patut berbangga, pasalnya tim WTO dari Fakultas HUkum (FH) UPH menjadi satu-satunya tim dari Indonesia yang berhasil lolos ke babak internasional tim di Geneva, Swiss.
Setelah sukses mengharumkan nama Indonesia pada babak sebelumnya di Singapura tanggal 23-27 Februari 2019, tim WTO FH UPH yang terdiri dari Alya Mahira sebagai team captain, mahasiswa FH 2016 bersama Laurencia Macella, FH2016; Pricilla Patricia, FH 2015 dan Sarah Raisa Putri, FH 2016 akan kembali berkompetisi di Swiss pada tanggal 4-8 Juni 2019.
Lomba John H. Jackson Moot Court Competition (WTO) sendiri merupakan sebuah kompetisi peradilan semu dalam sistem penyelesaian sengketa Organisasi Perdagangan Dunia yang diselenggarakan oleh Asosiasi Mahasiswa Hukum Eropa (European Law Student Association 'ELSA'). Isu yang dibahas dalam perlombaan ini yakni seputar kebijakan -- kebijakan perdagangan negara anggota WTO dan konsistensinya dengan peraturan sistem dagang multilateral dalam WTO.
Uniknya permasalahan yang dibahas dalam kompetisi ini adalah keseimbangan antara tujuan kebijakan negara anggota WTO sebagai negara yang berdaulat dan peraturan-peraturan dalam perjanjian WTO. Dalam lomba peserta diharuskan untuk menjadi kuasa hukum kedua negara anggota fiktif yang bersengketa, sebagai pengadu dan tergugat.
Alya menyatakan bahwa mengikuti perlombaan seperti moot court dan debat hukum sangat didukung dan dianjurkan oleh FH UPH.
"Kegiatan lomba ini sangat bermanfaat dalam mengasah pola pikir dan memperdalam ilmu di luar kurikulum yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Kompetisi ini terdiri dari dua tahap, yaitu pengumpulan berkas tertulis atau legal memorials dan advokasi oral yang tahun ini diadakan di Singapura.
Setelah berlomba di Singapura, tim kami pun terpilih menjadi salah satu dari 4 tim lainnya dari negara lain yang berhasil lolos ke International round di Geneva, Swiss,"jelasnya.
Mengingat pentingnya lomba ini, Alya bersama tim melakukan persiapan sejak bulan September 2018 hingga saat kompetisi berlangsung di Singapura pada Februari 2019 yang terdiri dari riset dan menulis written submission untuk 2 sisi, yaitu complainant dan respondent.
"Kunci keberhasilan dari tim kami adalah kekompakan anggota dan ketekunan dalam membuat written submission dan persiapan intensif untuk oral pleadings di Singapura. Tim kami juga meminta nasihat dan tips -- tips bagaimana cara berkerja dengan lebih efektif dari alumni dan kakak kelas yang juga sempat mengikuti lomba moot court. Namun tentunya skala di Swiss nanti akan lebih besar.
Lawan kami tidak hanya berasal dari negara -- negara di Benua Asia, tapi tim-tim terbaik dari ke lima benua di dunia. Kami akan melakukan riset lebih detil dan latihan yang lebih konsisten".