Saya bukan penggemar kopi. Buat saya, ngopi adalah kebiasaan jaman saya masih berstatus mahasiswa. Begitu masa-masa begadang semalaman dalam rangka menyelesaikan tugas kuliah berakhir, kebiasaan ngopi pun berhenti. Apalagi waktu itu saya merasa jantung saya selalu berdebar sehabis ngopi. Jadi, saya hanya minum air dan teh kalau harus mampir di kedai kopi dan tidak pernah lagi ngopi sampai sebulan yang lalu.
Seorang teman mampir di rumah kami selepas menghadiri festival film. Karena statusnya sebagai tamu dan turis, kami mengajaknya keliling kawasan kota tua dan menikmati hidangan khas Gaziantep. Sebelumnya, kami bertanya, "Kamu, ngopi ga?" Karena dia bilang dia suka ngopi, kami pun mengajaknya menikmati kopi khas Turki. Saya pun terpaksa ikut ngopi.
[caption id="attachment_180679" align="aligncenter" width="386" caption="Tahmis Kahvesi, Gaziantep"][/caption] Kakak ipar mengajak kami ke sebuah tempat minum kopi bernama Tahmis Kahvesi. Tahmis Kahvesi bisa juga disebut Tahmis Cafe yang dibangun antara tahun 1635-1638. Di tempat ini, kopi disajikan dalam cangkir keramik kecil yang dilapis oleh cangkir perunggu yang merupakan hasil kerajinan lokal (seperti perak dan Kota Gede). Kopi Turki, menurut saya, sangat kopi sekali alias pahit. Saya menambahkan beberapa kubus gula dan rasa manisnya tidak sedikit pun bertambah. Selain kopi Turki, Tahmis Kahvesi juga menyajikan Menengiç Kahvesi atau kopi Menengiç.
[caption id="attachment_180676" align="aligncenter" width="386" caption="Kopi Turki"]
[/caption]
Kopi Menengiç adalah kopi yang terbuat dari campuran biji-bijian dan pistacio. Cita rasa kopi ini berbeda dari kopi khas Turki pada umumnya. Aroma dan rasa pistacio sangat terasa dalam kopi Menengiç. Kopi ini juga diberi sedikit susu sehingga mengingatkan saya pada kopi-kopi instan yang biasa diminum ibu saya di rumah.
[caption id="attachment_180677" align="aligncenter" width="386" caption="Menengiç Kahvesi atau Kopi Menengiç"]
[/caption]
Karena cita rasa pistacio, susu dan manisnya gula yang berpadu dalam kopi Menengiç membuat ia (konon) dinamakan kopi untuk perempuan. Penambahan susu dalam kopi Menengiç ini sesuai selera karena ada juga kopi Menengiç yang tidak dicampur susu. Buat saya, kopi Menengiç dengan campuran susu memang lebih pas di lidah saya.
Untuk menikmati kopi Menengiç, selain di Tahmis Kahvesi, kita bisa membeli kopi Menengiç dalam toples yang dijual antara 10--20 YTL dan membuatnya sendiri di rumah. Kopi Menengiç dalam toples banyak dijual di toko-toko bumbu sekitar Old Grand Bazaar (Zincirli Bedesten) Gaziantep. Atau, mau titip sama saya?
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/06/09/weekly-photo-challenge-minimalist-photography/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H