Lihat ke Halaman Asli

Menjamah yang Tak Terjamah

Diperbarui: 4 Maret 2018   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada sebuah peristiwa yang terjadi disekitar abad I Masehi, adalah seorang yang tersisih dan terbuang dari tengah2 masyarakat dan keluarganya karena ia terkena penyakit yang oleh masyarakat pada waktu itu dipercaya sebagai penyakit kutukan, penyakit itu adalah penyakit kusta. Orang tersebut harus dijauhkan dari keluarga dan masyarakat agar penyakitnya tidak menular, dan kebanyakan orang pasti menghindari orang itu dan berusaha supaya jangan tersentuh apalagi menyentuh orang tersebut sebab akibatnya bisa saja mereka akan tertular.

Akan tetapi ada seorang Guru Yahudi yang biasa dipanggil rabi atau guru oleh murid-murid-Nya menaruh perhatian kepada orang tersebut. Si kusta itu yakin bahwa guru itu dapat menyembuhkan dirinya. Kata si kusta itu kepada sang Guru itu;

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

Reaksi sang Guru sungguh diluar dugaan. Ia dengan rasa simpati menjamah sikusta itu, tanpa rasa canggung atau kuatir kalau2 akan tertular oleh penyakitnya. jamahan tersebut secara ajaib memulihkan sikusta dari penyakitnya.

Jamahan tersebut pasti bukan hanya memulihkan penyakit kustanya, tetapi telah sekaligus memulihkan hatinya. Jamahan tersebut telah mengisi kekosongan hatinya. Bayangkan orang yang selama ini dijauhkan dari masyarakat tiba-tiba justru dijamah oleh seorang terhormat yang bermartabat tinggi,tentu jamahan sang Guru itu memiliki nilai dan kesan tersendiri bagi si kusta. Sikusta yang tak pernah terjamah Akhirnya terjamah.(diinspirasi dari Injil Matius 8:1-4).

Dunia membutuhkan orang2 yang mau memberikan perhatian yang tulus,sapaan akrab yang menguatkan, motivasi kepada orang-orang yang putus asa, mendorong orang-orang yang lemah, mengangkat yang jatuh, membangkitkan harapan kepada yang hilang harapan, mengobati yang sakit, membalut yang terluka, mengingat yang terlupakan dsb. Mereka mungkin orang-orang yang tidak pernah terjamah selama ini.

Saatnya Menjamah Yang tak Terjamah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline