Lihat ke Halaman Asli

Tito Prayitno

Notaris dan PPAT

Kejutan, Hanya bagi Orang Kaya

Diperbarui: 10 Agustus 2023   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SEORANG gadis dewasa, yang tinggal bersama kedua orang tuanya berpesan, "aku lelah, pengin istirahat, nanti malam jangan bikin kejutan ya?".  Sang ayah tersenyum maklum, sambil tertawa geli dalam hati, karena paham belaka nanti malam adalah hari ulang tahunnya yang ke 24.  

Sang ibu kadangkala dengan itikad baik seorang bunda, membangunkannya tepat jam nol nol, tak peduli sang putri dewasanya sedang tidur nyenyak kelelahan.  Tak peduli juga jika itu dilakukan nyaris tiap tahun berisiko membuat sang putri murka bukan buatan, tanpa merasa risih membangunkannya dengan membawa kue bertahta lilin menyala.  Sang ayah bosan bukan kepalang, sebab diperintahkan memvideokan adegan tersebut, dua kali setahun.  Ulang tahun si kakak dan si adik.

Dahulu kala, tatkala sang anak baru berusia 3 tahun, demi membuat kejutan, saat sang anak telah tertidur pulas, kedua suami istri kelebihan energi tersebut menyiapkan dekorasi demi perayaan ulang tahun si putri sulung, yang direncanakan sekaligus merayakan ulang tahun adiknya yang berbeda 2 tahun dan selisih bulan satu, 27 Mei dan 27 Juni.  Namun, betapa kagetnya begitu sang anak bangun di pagi hari, mendapati rumah sudah didekorasi dengan balon dan pita berwarna-warni, sang anak menangis meraung-raung, karena merasa tidak dilibatkan dalam pembuatan dekorasi.  

Alhasil, seluruh hasil kerja bapak ibunya harus dibongkar dan balon ditiup ulang.  Sang adik yang baru berumur satu tahun hanya tercengang-cengang tak paham apa yang terjadi, dan bingung bukan buatan melihat sang kakak menangis tanpa alasan yang jelas bagi anak berumur setahun.

Masih terkait kejutan dalam perayaan ulang tahun, dari keluarga di atas, tatkala sang adik berusia 10 tahun, tepatnya sekira kelas 3 SD, memohon kepada kedua orang tuanya, yang memang tak pernah memberikan anak-anaknya hadiah, baik itu jika mereka berprestasi maupun pada saat hari ulang tahun, karena sang ayah beranggapan, jika ingin memberikan hadiah, berikan sewaktu-waktu saja, tanpa harus ada prestasi atau peristiwa sebelumnya, agar unsur kejutan dan kebahagiaanya tak bisa diramalkan, atau lebih tepatnya tak ditunggu-tunggu.  

Permohonan sang anak adalah, meminta agar pada hari ulang tahunnya nanti diperbolehkan membeli buku tanpa dibatasi, karena pada hari libur biasanya sang ayah senantiasa mengajak mereka ke toko buku dan diperbolehkan membeli barang hanya berupa buku dan maksimal 6 buku untuk berdua.

Singkat cerita berangkatlah anak beranak tersebut ke mall di kota Tangerang, kota di mana mereka bermukim.  Setelah selesai memilih dan membeli buku, serta merta sang anak bungsu yang cerdik berujar, "Maaf bunda, bukannya bermaksud minta ditraktir, tapi ini kan jam makan siang, bukankah kita harus makan?".  

Sang bunda terkejut dan tersenyum akan kecerdikan putrinya, dan mereka sekeluarga makan siang, tentunya dengan hidangan khusus karena saat itu sedang dalam masa perayaan ulang tahun mereka berdua.  Tatkala berjalan pulang, saat melewati toko boneka sang anak kurang ajar kembali berujar, "Bunda, teman-temanku yang lain, biasanya jika ulang tahun pasti dibelikan hadiah sama orang tuanya...".  Sang bunda mati angin, dan membimbing tangan anak kesayangannya ke toko boneka.  Kedua orang tua kelebihan energi tadi mendapat kejutan dari putri bandel nan cerdik cendekia.

Seorang pria paruh baya, yang bekerja sebagai penggiat SDM pada saat berusia tepat 50 tahun, saat baru tiba di kantor tempatnya bekerja, mendapat panggilan telpon dari satpam di kantornya.  "Selamat pagi pak, mohon maaf, Bapak dipanggil anak-anak serikat pekerja di ruangan serikat...".  Sang pria kaget bukan kepalang, selama kurang lebih 25 tahun bekerja, tak ada seorang pun di perusahaan tersebut, kecuali atasannya, yang tak lain pemilik perusahaan yang bisa dan berani memanggilnya untuk datang ke ruangannya. 

Dengan perasaan campur aduk, sang pria tetap datang memenuhi panggilan satpam, yang pada akhirnya atas perbuatan tersebut satpam beserta kroninya memuji tindakan sang pria untuk bersedia memenuhi panggilan tersebut, karena konon sang satpam sudah siap mendapat jawaban, "Ada apa memangnya, suruh mereka saja yang ke ruangan saya...". 

Alangkah terkejutnya sang pria, sesampainya di ruangan sekretariat serikat, ternyata mereka sudah menyiapkan kue ulang tahun beserta lilin.  "Ini ulang tahun khusus, karena bapak berusia 50 tahun..."  Sang pria penggiat SDM yang biasanya tegas dan disegani, terharu tiada terperi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline