Lihat ke Halaman Asli

Tito Prayitno

Notaris dan PPAT

Cegah Post Power Syndrome Sebelum Pensiun dan Menualah dengan Bahagia

Diperbarui: 9 Agustus 2021   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: www.pixabay.com)

Seorang pria lanjut usia penggiat sumber daya manusia, yang dua tahun lagi akan pensiun dari dua perusahaan swasta, tempat di mana selama dua puluh delapan tahun terakhir ini dirinya mengisi hidup, sudah menyiapkan rencana berikutnya. 

Namun sayang rencana sang pria tidak direstui oleh teman sekamarnya, yang juga sudah setia menemaninya selama dua puluh tiga tahun lamanya. 

Akhirnya demi menjaga stabilitas pertemanan, sang pria takut istri tersebut terpaksa mengikuti kehendak si penguasa rumah beserta isi dan anak-anaknya sekaligus.

Pada suatu kesempatan di kala senggang, sang pria bertanya, mengapa sang istri demikian "tegas" dan cenderung memaksa dirinya untuk mengisi hari pensiunnya di usia lima puluh lima tahun, dengan kegiatan baru yang sejatinya diisi oleh anak-anak muda?

Dengan yakin sang istri menjawab, "Menilik dari kesibukan dan aktivitas ayah sejak dulu hingga sekarang, aku yakin dan percaya, bahwa tanpa aktivitas rutin bekerja seperti biasa, dari pagi sampai sore, ayah pasti senewen. Dan nanti ujung-ujungnya yang jadi korban pelampiasan kesenewenan ayah, pasti kita-kita juga."

Sang suami kaget bukan kepalang, merasa dituduh bahwa nantinya akan jadi makhluk pensiunan perusak suasana rumah tangga sendiri. 

Akhirnya sang suami mengikuti kehendak sang istri dan menyiapkan segala sesuatunya untuk memasuki profesi baru menjadi notaris dan PPAT. 

Padahal sang suami juga sudah menyiapkan jalan lain berupa konsentrasi mengajar di kampusnya yang sudah dijalani selama dua puluh tahun terakhir, mengaktifkan kantor hukum yang selama ini hanya bekerja pro bono, serta aktif di kegiatan sosial mengajar di tempat-tempat kaum marjinal.  

Bahkan, dirinya selama hidup berkeluarga senantiasa melakukan tugas-tugas rumah tangga sendiri, dari mulai mencuci pakaian tertentu, hingga menyapu dan mengepel, demi mempersiapkan agar di hari pensiun tidak mengidap "post power syndrome". Namun justru oleh orang yang terdekatnya diduga akan mengalami sindrom pasca kekuasaan tersebut. 

Sesungguhnya, sang pria tahu belaka akibat sindrom yang kerap menimpa orang-orang yang mengalami pensiun, namun tubuh masih kuat tersebut.

Oleh sebab itulah dirinya sejak muda sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan cara mengajar sepulang kerja dan berikhtiar untuk mendapatkan izin praktek pengacara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline