Lihat ke Halaman Asli

Tito Prayitno

Notaris dan PPAT

Jangan Bikin Gudang di Rumah!

Diperbarui: 5 April 2021   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gudang (Sumber: Shutterstock via properti.kompas.com)

Seorang pria kelas menengah, seperti pada umumnya, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mapan, kaya dalam hal teknis namun miskin konsep, ego tinggi, serta acapkali sok tahu.

Berniat merenovasi rumah tinggalnya yang berukuran tak terlalu luas namun sudah lewat dari ukuran sempit. Dalam artian, sempit sudah lewat tapi luas belum sampai. Senasib dengan sang empunya, miskin sudah lewat, kaya raya belum.

Seturut dengan rasa percaya dirinya yang meluap-luap, dengan bermodal selembar kertas ukuran besar dibuatlah perombakan-perombakan yang menurutnya baik terhadap rumah yang selama ini ditinggali dan dibeli dari pengembang dengan standar rumah kelas menengah.

Padahal, jika mau aman sang pria sebaiknya menyerahkan rancang bangun rumahnya kepada orang yang ahli di bidangnya, toh biayanya tidak terlalu mahal. Cukup dengan anggaran 1-2 juta rupiah, kita sudah mendapatkan gambar rumah sesuai keinginan beserta perincian biaya yang harus dikeluarkan.

Dengan berpedoman kepada rancangan yang dibuat ahlinya tersebut, kita bisa melanjutkan renovasi rumah dengan hasil yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Jika pun meleset dari perkiraan, tentunya tidak akan terlalu jauh dan membuat kita tercengang-cengang seperti orang habis kalah judi.

Namun, sang pria kelas menengah tadi memilih jalur yang menyerempet-nyerempet bahaya. Dengan penuh percaya diri, ia memerintahkan para tukang dan mandornya sekaligus untuk merenovasi rumahnya sesuai dengan gambar hasil rancangannya sendiri.

Setelah mengamati gambar dengan kening berkerut hebat, sang mandor menyarankan beberapa perbaikan di sana-sini, namun ditolak mentah-mentah. Akhir kata sang mandor memerintahkan tukang untuk menjalankan apapun yang tertera di gambar.

Malapetaka mulai terjadi, dan terjadinya secara mencicil. Manakala beberapa bagian dinding mulai dibuat, barulah terlihat kekurangan di sana sini.

Mengapa demikian?

Karena, gambar bangunan yang dibuat di atas kertas, akan jauh berbeda jika sudah dijadikan dalam bentuk fisik.

Mengenai ukuran misalnya, ukuran kamar 4x6 di atas kertas tampak tidak terlalu luas, namun jika sudah dibentuk jadi bangunan, maka akan tampak luas dan lengang. Salah buatan kamar tidur bisa tampak seperti lapangan badminton.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline