Lihat ke Halaman Asli

Tito Prayitno

Notaris dan PPAT

Puisi | Tentang Secangkir Kopi

Diperbarui: 11 Maret 2020   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang suami bertanya kepada istrinya, "Masih adakah kopi yang kau siapkan untukku?, setelah

sepotong senja tak pernah kau hidangkan sejak sebulan lalu?"

"Aku akan buatkan untukmu secangkir kopi, jika hujan bulan Desember tetap turun sederas di waktu-waktu lalu."

Lalu sang suami, yang berbahu miring jika berjalan, bergegas mengelilingi kampung: bertanya

ke setiap lelaki yang ditemui sedang mereguk kopi buatan istri.

"Apakah istri kalian tak menunggu hujan bulan Desember sederas di waktu-waktu lalu untuk menyuguhkan kopi?"

"Tidak, setiap kita memiliki hujan, kopi dan senja sendiri-sendiri."

Dengan bergegas sang suami pulang, untuk menyampaikan berita itu kepada istrinya.

Sesampai di rumah, ia mencium aroma kopi diseduh.

Istrinya sedang membuat secangkir kopi, namun entah untuk siapa.

Tangerang, 11 Maret 2020

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline