Lihat ke Halaman Asli

Belajar Dari Gembok Sepeda

Diperbarui: 5 November 2018   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu ketika di musim dingin penghujung tahun 2009, pagi itu Bus yang biasa saya naiki untuk bekerja berangkat lebih awal dari biasanya, akibatnya saya harus mengayuh sepeda di atas salju dengan suhu -14° agar tidak tertinggal kereta menuju Frankfurt (Jerman). Pulangnya, karena begitu dingin si gembok sepeda tidak bisa bergerak, tak bisa dibuka, beku.

Si Gembok Spiral kehilangan elastisitasnya, benar-benar kaku. Di pelataran sepeda Bahnhof (Stasiun) Giessen yang gelap (Pukul 22:00), hampir seperempat jam saya cuma mencoba putar-memutar lubang kunci, tapi tidak pernah berhasil. Kunci sampai bengkok, tiba-tiba muncul seorang lelaki tegap berbadan besar berkulit gelap. Sambil senyum-senyum dia berkata, "Tiup lubang kuncinya dengan hawa panas tubuh kita!" Lalu dia membungkuk dan mencontohkan. Tanpa ragu ia mencium mulut (lubang) gembok sepedanya serta meniup-niup dengan penuh penghayatan. Saya hanya terdiam dan berujar dalam hati, "Rupanya dia sudah pengalaman." Dan, seketika ia memutar kuncinya, langsung bisa dibuka. Lalu dengan senyum lebar bahagia, dia berucap "Selamat mencoba dan semoga berhasil!". Ia pergi dan belalu dengan sepeda bututnya. 

Terima kasih Bapak bertubuh besar. Berkat tipsnya, akhirnya gembok sepeda saya juga bisa diputar. Padahal sebelumnya kunci sudah bengkok dan hampir saja saya menyerah. Selain kedinginan berdiri di situ, pernah di suatu musim dingin sebelumnya, kunci sepeda patah. Saya tidak mau kejadian yang sama terulang. Saya jadi ingat ucapan Thomas Alva Edison dan memetik satu buah pelajaran berharga. Bang Edi (T.A. Edison, sok akrab :P) pernah berucap, "Kegagalan adalah berhenti berusaha ketika keberhasilan itu sebenarnya begitu dekat." Andai waktu itu saya menyerah, mungkin selamanya gembok sepeda itu tidak bisa dibuka, rusak karena berada di bawah titik beku dalam waktu yang lama, kecuali dipotong dengan alat khusus. Resikonya, saya harus beli sepeda baru :D

Kejadian kecil itu telah sedikitnya menunjukan dua hal. Yang pertama: Terus berusaha, walau terlihat sudah tak mungkin lagi. Yakinlah, ketika kita terus bergerak berusaha, akan ditemui solusi. We are never alone, pertolongan selalu ada, entah melalui siapa, apa dan bagaimana. Kedua, yang namanya kehangatan selalu dapat membawa efek positif. Benda mati saja diberikan kehangatan dapat luluh kebekuannya, apalagi hati manusia. 

-- Jerman, 23 Desember 2009




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline