Ada satu pertanyaan menarik bagi orang yang hobi menulis, apakah perlu hiatus menulis jika sudah menjadi hobi? Tentu pertanyaan ini lumrah untuk ditanyakan bagi diri sendiri, terlebih jika kamu hampir menulis setiap hari selama jangka waktu panjang.
Dalam kamus Cambridge, hiatus bermakna jeda atau rehat sejenak. Umumnya arti hiatus adalah dipakai untuk berhenti dari aktivitas sehari-hari dalam waktu yang ditentukan oleh seseorang.
Tiap orang bisa saja menentukan waktu hiatusnya sendiri, bisa jadi dia membutuhkan rehat selama sehari, sebulan ataupun setahun. Tidak ada aturan baku dalam penentuan waktu hiatus.
Hiatus sendiri ibaratnya sebagai bentuk istirahat atas lelah yang kita rasakan setelah melakukan aktifitas yang terus menerus. Oleh karena itu, harapannya hiatus bisa membantu menyegarkan kembali tubuh kita.
Menulis berbeda dengan aktifitas otot atau pekerjaan lainnya. Menulis membutuhkan kekuatan otak dan pikiran yang cukup menyita agar bisa menghasilkan sebuah bacaan yang menarik.
Menulis juga membutuhkan kemampuan daya berpikir cepat dan tepat untuk menentukan diksi, kalimat dan paragraf yang berkesinambungan sehingga enak untuk dibaca. Layaknya aktifitas berat, menulis ternyata juga bisa membuat tubuh lelah.
Bagi penulis yang sudah memiliki jam terbang tinggi, di dalam otaknya, kata, kalimat dan paragraf sudah otomatif terbentuk. Tetapi bagi bagi penulis pemula, kita harus membuat poin-poin terlebih dahulu.
Saat masih bersekolah SMA, kita diajarkan untuk membuat point tiap paragraf dan tipe tulisan segitiga terbalik. Hal ini membantu kita untuk mempermudah membuat tulisan agar mudah terbaca dan terstruktur dengan baik.
Jika sudah terbiasa, kita akan hapal dengan apa yang harus pertama kali kita bahas, angle apa yang kita mau tulis dan pesan apa yang akan kita sampaikan ketika pembaca selesai membaca tulisan kita.