Lihat ke Halaman Asli

Tito Adam

TERVERIFIKASI

Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Ibarat Manusia, Perlakuan "Brand" Akun Sosial Media Berpengaruh terhadap Penilaian Warganet

Diperbarui: 8 Desember 2021   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi branding | Sumber: Pxhere/rawpixel.com 

Sosial media bagi setiap perusahaan di zaman saat ini, menjadi sebuah kewajiban agar publik semakin mengenal "brand" perusahaan tersebut. Ibarat manusia, brand-mu ingin terlihat seperti apa di mata publik.

Mungkin masih banyak perusahaan, institusi ataupun lembaga yang 'meremehkan' sosial media. Terkadang ada pendapat yang mengatakan perusahaan saya sudah terkenal, sehingga tidak butuh sosial media.

Sedangkan ada pendapat lain yang mengatakan, perusahaan saya tidak bergerak di bidang umum yang terlihat di publik lalu tidak perlu adanya akun sosial media.

Padahal, di masa teknologi berkembang seperti saat ini, jika perusahaan atau institusi tidak membuat akun sosial media, tentu akan ada orang lain yang memanfaatkan celah tersebut untuk penipuan.

Jelas itu akan berdampak buruk terhadap citra brand perusahaan atau institusi tersebut. Tentu kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi menimpa perusahaan atau institusi yang kita pegang.

Selain itu, jika kita tidak mengatur dengan baik "brand" kita di sosial media, warganet yang akan memberikan nilai tersebut. Misalnya kita tidak responsif terhadap permasalahan.

Penilaian warganet akan menilai perusahaan atau institusi brand tersebut memang tidak responsif terhadap permasalahan konsumer atau pelanggan yang sedang mendapatkan masalah dalam layanan.

Jika terus menerus dibiarkan seperti itu, tentu dampak buruk bagi brand kita. Dampak terburuknya, kita akan kehilangan pelanggan setia yang selalu memanfaatkan layanan yang kita berikan.

Persepsi publik tentu berpengaruh dalam membangun image brand tersebut dalam jangka panjang. 

Sehingga, sebelum publik memberikan persepsi buruk, kita sebagai pemilik brand harus yang memberikan citra positif terlebih dahulu.

Sama halnya kita sebagai manusia, personal kita ingin dilihat seperti apa di mata orang di sekitar kita. Apakah kita ingin dilihat sebagai pribadi yang malas, kasar dan suka berfoya-foya ataukah kita dikenal sebaliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline