Lihat ke Halaman Asli

Tito Adam

TERVERIFIKASI

Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Surabaya dan Covid, Dulu "Dibully" Sekarang "Dipuji"

Diperbarui: 16 Februari 2021   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jepretan seorang peziarah di Makam Keputih, Surabaya. Sumber foto : AFP

Surabaya dan Covid, pernah jadi berita yang tidak pernah berhenti di berita, lokal maupun nasional. Termasuk media cetak, online dan elektronik. Semua membicarakan Surabaya jadi kota terbanyak pasien konfirmasi Covid19 saat itu.

Tidak, saya tidak akan membahas drama apa saja yang pernah terjadi di awal Covid. Drama - drama itu adalah masa lalu, sekarang waktunya untuk fokus kapan Covid ini selesai di Surabaya dan Indonesia.

Terlepas dari itu semua, ternyata banyak yang "sayang" dengan Surabaya. Termasuk ketika Surabaya mengalami peningkatan kasus konfirmasi. Banyak yang saat itu merasa Surabaya salah penanganan. 

Salah satu yang beri perhatian saat itu adalah kawan - kawan dari Kawal Covid. Mereka ingin memastikan Surabaya meningkatkan TLI, Tes Lacak dan Isolasi dalam penanganan Covid.

Hal itu akhirnya bisa dilakukan dengan baik oleh Surabaya usai mendapatkan banyak bantuan dari BNPB dan BIN. Alat laboratorium diberikan dengan jumlah fantastis dan dimanfaatkan dengan baik di Labkesda. Di sini swab pcr gratis, swab di puskesmas juga tersedia dan gratis bagi KTP Surabaya.

Peningkatan swab pcr ini sangat signifikan, bahkan sehari tembus 3.000 - 4.000 sample per hari. Tentu ini jumlah yang sangat banyak, jika dibandingkan dengan awal - awal Covid di Surabaya.

Di awal waktu itu, warga Surabaya jika ingin swab pcr harus menunggu antrian dulu. Bahkan menunggu antrian itu bisa sampai seminggu kemudian. Ini yang menyebabkan Surabaya sempat memburuk, ditambah penggunan rapid antibody yang ternyata diketahui tingkat akurasinya rendah.

Sekarang, warga Surabaya sangat mudah sekali jika ingin swab pcr. Jika memang merasa jadi kontak erat dan menjadi suspect, tinggal menghubungi puskesmas setempat untuk dilakukan swab pcr.

Tentu, harus ada bukti jika menjadi menjadi kontak erat. Tinggal sertakan bukti salah satu anggota keluargamu positif Covid19 dan juga Kartu Keluarga.

Lain halnya jika merasa menjadi suspect dengan gejala Covid, tinggal koordinasi dengan puskesmas. Nantinya puskesmas setempat akan cek kondisi pasien. Jika memang terindikasi Covid, pasien akan dilakukan swab pcr. Jika ternyata dalam pemeriksaan hasilnya dibutuhkan perawatan, pasien akan diberikan rujukan ke rumah sakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline