Lihat ke Halaman Asli

Mencari Faktor X dengan Sedekah

Diperbarui: 13 Januari 2016   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sedekah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah maknanya lebih luas , karena sedekah bukan selalu berhubungan dengan harta dan kekayaan , melainkan dengan caara kita menolong orang lain tanpa meminta imbalan sampai hanya dengan memberikan senyuman kepada teman-teman kita sudah dikatakan sebagai sedekah.

Lalu apakah ada hubungan sedekah yang kita beri terhadap keberuntungan dalam kehidupan kita ? , tentu saja ada. Sebagai gambaran , saat ini kita hidup dijaman globalisasi , jaman dimana sudah tidak ada lagi batasan batasan atas pencarian informasi. Dengan berjalannya arus informasi yang sangat cepat merubah pandangan hidup kita tentang pendidikan. Banyak orang tua berbondong-bondong menyekolahkan anak nya kejenjang yang lebih tinggi , bahkan ada yang sampai ke luar negeri. Dampaknya tentu sangat positif terhadap generasi yang akan datang. Tetapi , setiap ada positif pasti ada negatif. Pencarian kerja yang sangat sulit karena saingan-saingan datang dari berbagai kalangan , terlebih lagi diberlakukan MEA di Indonesia.

         

          Melihat hal tersebut tentu saja factor x menjadi penentu seseorang dalam kesuksesannya , selain diikuti dengan kerja keras dan doa. Sebenarnya factor x dapat dicari tidak hanya melalui sedekah saja , tapi dapat dicari melalui berbaagi cara. Kenapa saya menggunakan sedekah dalam penentuan factor x kita? , sekedar sharing , saat ini penulis sedang dalam pendidikan di sebuah sekolah kedinasan yang sangat dikenal di Indonesia. Dilihat dari jumlah pendaftar nya dirasa sudah cukup membuktikan kalok sekolah kedinasan ini memiliki nama tersendiri di mata masyarakat. Dan tentu saja pendaftar ke sekolah ini bukan dari kalangan yang biasa saja .UGM, UNDIP , UPN ,UB,UNY , mahasiswa-mahasiswa dari kampus tersebut bahkan berminat untuk masuk kesekolah ini.

Sedangkan saya? Saya berasal dari Jogja ,kota pelajar yang penuh dengan universitas-universitas yang bagus. Saya berasal dari SMA yang dikatakan tidak terlalu berprestasi tetapi tidak terlalu buruk pula . setelah 3 tahun mengenyam pendidikan di SMA tersebut dan melalui UNAS yang sempat membuat teman-teman seangkatan saya senam jantung , akhirnya tiba lah awal perjuangan kita ,yaitu mencari tempat kuliah. Daftar sana daftar sini , tidak ada satupun kuliah negeri yang menerima saya. Hal itu membuat saya putus asa , terlebih mendengar kabar bahwa teman-teman saya sudah mendapat sekolah yang mereka impikan. Saya merasa tidak diterima di kota saya sendiri.

 Lalu ayah saya masih memberikan semangat kepada saya , beliau berkata “yowes le , saiki ojo putus semangat  , isih ono sekolah sek kudu tok cobo , golek o factor x sak akeh-akeh mu”. Setelah itu saya dan ayah saya mencoba bersedekah , karena kami pikir , setiap kebaikan yang kita berikan pasti akan dibalas dengan kebaikan lain. Akhirnya sekarang saya bisa masuk di sekolah ini , dan sampai saat ini saya heran kenapa bisa saya yang masuk kesini padahal otak saya bisa dibilang pas-pas an.

Itulah tadi pengalaman pribadi saya mengenai dahsyatnya sedekah yang membuat saya merinding jika memikirkan hal tersebut. Intinya berilah entah itu harta , tenaga , jasa kepada orang lain yang membutuhkan tanpa melihat nominal atau apapun . lakukan dengan ikhlas! Dan tunggu keajaiban apa yang diberikan Allah SWT melalui sedekah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline