Lihat ke Halaman Asli

Titi Waluyanti

Butiran debu

Goresan Peniti

Diperbarui: 22 September 2023   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Peniti dan Patah Hati (kreasi pribadi)

Goresan Peniti

Duduklah dia di sudut ruang.
Sebuah peniti kecil yang tadi dia cari sudah berada antara ibu jari dan telunjuk tangan kanannya.

Tiga goresan merah sudah menghiasi kulit lengan kirinya. Dua goresan vertikal, satu goresan horisontal.

Mungkinkah dia ingin menambah lagi goresan di tangannya tepat di depan mataku? Ataukah dia ingin bercerita kepadaku bahwa dia sudah membuat goresan di tangannya?

Dia bilang, "Bukankah lebih baik melukai diriku sendiri daripada melukai orang lain?"

Wajah itu tampak layu bak tanaman yang menanti siraman hujan yang lama dirindukan.


Meskipun bibirnya bergeming, aku tahu dia menyimpan kecewa yang dalam.
Meskipun bibirnya bergeming, aku tahu luka di palung hatinya jauh lebih menyakitkan daripada luka goresan di tangannya.

Aku tatap dia kuat-kuat. Lalu, aku bilang, "Kamu pintar. Mengapa kamu bersikap bodoh?"

Kuambil peniti itu dari dua jarinya.
Lalu aku bilang, "Berceritalah!"

                                                                                                                                                                                                          Perum GGI, 22 September 2023

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline