Lihat ke Halaman Asli

Titi Waluyanti

Butiran debu

Kepok, Kudapan Saat Gotong Royong

Diperbarui: 14 September 2021   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepok (sumber: dokumen pribadi)

Pada zaman dahulu, budaya gotong royong masih sangat kental. Gotong royong tidak hanya dilakukan ketika mengerjakan fasilitas umum, fasilitas pribadi juga dilakukan  dengan gotong royong. Misalnya, ketika ada yang hendak memperbaiki rumah, tetangga dengan senang hati secara gotong royong membantu. 

Biasanya gotong royong yang dilakukan itu ketika memperbaiki rumah sederhana. Pekerjaan yang dilakukan berupa menurunkan dan memasang genting, memasang tiang yang berupa kayu, dan lain-lain.

Pada saat istirahat, mereka mendapat hidangan yang berupa makanan dan minuman. Orang tua saya dulu selalu menghidangkan kudapan berupa kepok  yang ditemani dengan kopi panas.

Kepok berupa makanan berbahan dasar beras ketan yang ditaburi kelapa parut. 

Cara membuatnya. Pertama, beras ketan diaroni dengan sedikit air, jangan lupa tambahkan sedikit garam supaya tidak hambar. Kedua, aron dikukus  selama 20 menit. Ketiga, siapkan kelapa (sedang) parut  yang dicampur sedikit garam untuk menimbulkan rasa gurih. Keempat, sajikan ketika masih hangat.

Ketika mengukus, bisa ditambahkan daun pandan atau daun salam sebagai aroma.

Makanan ini menjadi lebih nikmat jika dimasak di atas tungku yang berbahan bakar kayu.

Kepok mengandung filosofi kenikmatan dalam hidup bertetangga yang erat, damai, dan bahagia.

Ketan yang bersifat lengket mengandung makna keeratan dalam bertetangga. Kelapa parut yang gurih, mengandung makna kenikmatan hidup yang bahagia dan damai dalam bertetangga. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline