Pertukaran Mahasiswa Merdeka atau PMM merupakan salah satu program flagship Kampus Merdeka yang berada dibawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam PMM sendiri terdapat kegiatan Modul Nusantara yaitu sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan nusantara yang terdiri dari berbagai macam ras, suku, agama dan bangsa. Terdapat 16 kali kegiatan Modul Nusantara yang terbagi kedalam 4 kategori yaitu kebhinekaan, inspirasi, refleksi dan kontribusi sosial.
Pada Minggu 1 Oktober 2023 kelompok 2 Beumetuah Mahasiswa PMM 3 Inbound Universitas Samudra melakukan kegiatan Modul Nusantara seri kebhinekan 4 dengan berkunjung dan mengulik sejarah Tugu Nol Kilometer Indonesia di Sabang, 23 mahasiswa dalam kelompok 2 ini didampingi oleh Dosen Modul Nusantara Bapak Hasby yang dibantu oleh LO Fajar Alfath.
Agar menampilkan kesan yang berbeda dan menarik 23 mahasiswa, Dosen MN dan LO menggunakan baju adat daerah asal masing-masing, sehingga kesan kebhinekan dan toleransi semakin terasa. Mahasiswa juga mendapatkan pemaparan materi dari Muhammad Fachmi mengenai sejarah Tugu Nol Kilometer.
Tugu Nol Kilometer pertama kali diresmikan oleh Wakil Presiden Try Sutrisno pada tanggal 9 September 1997. Kemudian pada tahun 2015 dilakukan renovasi dan selesai dikerjakan pada tahun 2017. Pada bangunan ini terdapat angka nol diatas dan dipuncaknya terdapat miniatur burung Garuda serta terdapat miniatur rencong yang merupakan salah satu alat tradisional Aceh.
Setiap bagian yang ada pada Tugu ini mempunyai filosofi yang bermakna diantaranya yaitu
1. Empat pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.
2. Lingkaran besar pada tugu merupakan analogi dari angka nol.
3. Senjata rencong merupakan senjata tradisional Aceh juga menjadi simbol bahwa Aceh turut memperjuangkan Indonesia.
Terdapat satu fakta menarik yang belum banyak diketahui khalayak ramai mengenai bagian paling barat Indonesia yaitu apabila dilihat dari segi geografisnya, bagian paling barat ialah Pulau Lhee Blah, namun karena akses ke Pulau Lhee Blah cukup sulit sehingga Tugu Nol Kilometer dibangun di Desa Iboih, Sukakarya, Kota Sabang, Aceh yang masih dapat diakses dengan mudah.
Tidak hanya mengulik sejarah dan melihat kemegahan Tugu Nol Kilometer, mahasiswa juga melihat serta menikmati keindahan alam disekitar Tugu Nol Kilometer yang menampakkan hamparan Samudra Hindia yang begitu luas juga kerindangan pepohonan disekitarnya.
Fasilitas yang ada di sekitar Tugu Nol Kilometer cukup memadai terdapat area parkir, mushola, toilet, rumah makan hingga deretan UMKM lokal yang banyak menjual cinderamata khas Aceh sehingga dapat dijadikan buah tangan para wisatawan lokal maupun mancanegara saat berkunjung.
Dengan adanya kegiatan modul nusantara ini, mahasiswa dapat menambah pengalaman dan wawasan baru mengenai sejarah Tugu Nol Kilometer Indonesia bagian barat secara langsung, dapat bersosialisasi dengan masyarakat lokal, mengaplikasikan sikap toleran, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, namun ini juga merupakan suatu kebanggaan dan pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa dapat berkunjung dan melihat secara langsung kemegahan Tugu Nol Kilometer Indonesia bagian barat melalui program Pertukaran Mahasiswa Merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H