Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Reproduksi Perempuan Melalui Pendekatan HBM

Diperbarui: 21 November 2024   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada zaman digital ini, media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, khususnya bagi remaja dan perempuan. Platform-platform ini tidak hanya berguna untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk menyebarkan informasi kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi. Dengan menggunakan Health Belief Model (HBM), kita bisa lebih memahami dampak media sosial terhadap perilaku kesehatan reproduksi perempuan.

Model Health Belief digunakan untuk memprediksi tindakan kesehatan individu berdasarkan persepsi risiko dan keyakinan mereka. Media sosial dapat meningkatkan pengetahuan perempuan tentang risiko kesehatan reproduksi, seperti infeksi menular seksual (IMS) ataupun kehamilan yang tidak diinginkan. Dengan pengetahuan yang akurat, perempuan akan lebih sadar akan risiko ini dan lebih termotivasi untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.

Saat perempuan menyadari konsekuensi yang serius dari isu kesehatan reproduksi, seperti komplikasi dari penyakit menular seksual atau efek psikologis dari kehamilan yang tidak direncanakan, mereka lebih cenderung menerima perilaku yang sehat. Media sosial memiliki peran krusial dalam menyebarluaskan cerita nyata dan data statistik yang mencerminkan tingkat keparahan persoalan ini. Penyebaran informasi melalui platform media sosial dapat memberikan pemahaman kepada perempuan mengenai keuntungan melakukan tindakan sehat, seperti menggunakan kontrasepsi dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Dengan menyadari bahwa melakukan hal ini dapat mencegah masalah kesehatan, mereka akan lebih cenderung melakukannya.

Media sosial membantu mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang dialami perempuan dalam akses layanan kesehatan. Contohnya, pengetahuan mengenai lokasi fasilitas kesehatan terdekat atau program pendidikan kesehatan bisa membantu mengatasi masalah tersebut. Dengan bantuan komunitas di platform media sosial, perempuan dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam mengambil keputusan tentang kesehatan reproduksinya. Dukungan serta testimoni dari rekan pengguna dapat memperkuat keyakinan mereka dalam kemampuan untuk menciptakan perubahan positif.

Media sosial memiliki potensi besar sebagai sarana pendidikan untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi perempuan. Berbagai program informasi yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok telah sukses menarik perhatian anak muda. Konten visual yang menarik dan mudah dimengerti memudahkan akses dan pemahaman informasi tentang kesehatan reproduksi perempuan. Perlu diingat bahwa tidak semua informasi di media sosial bisa dipercaya. Maka, pentingnya literasi media adalah agar pengguna bisa membedakan informasi yang benar dan informasi yang salah. Pentingnya edukasi tentang evaluasi sumber informasi bagi perempuan agar memperoleh pengetahuan yang akurat dan berguna.

https://www.unisayogya.ac.id/

Referensi
Amelia,F. R. (2020). Pengaruh Media Sosial Terhadap Peningkatan Kesehatan Reproduksi Perempuan, 14(2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline