Desa Sarimulyo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Desa ini merupakan desa pecahan dari Desa Sraten yang memiliki 4 dusun yaitu Dusun Cempokosari, Dusun Pandansari, Dusun Rejomulyo, dan Dusun Sempu. Desa Sarimulyo memiliki banyak potensi yang dapat dijadikan usaha bersama dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Langkah yang diambil oleh desa guna melakukan pemberdayaan dengan melakukan pemantauan secara langsung ke lapangan yang rutin dilakukan setiap hari minggu yaitu melalui acara "Gowes Bersama untuk Menampung Aspirasi Masyarakat". Sehingga melalui kegiatan ini, akan lebih mudah mendapatkan informasi mengenai pengembangan desa yang dapat dijadikan acuan pengembangan lebih lanjut kedepannya.
Universitas Jember telah memberikan kebijakan dengan mengadakan "KKN Back to Village III" yang terdiri lima tema. Salah satunya ialah tema program literasi desa pada masa pandemi Covid-19. Literasi ini sangatlah penting untuk dikembangkan, salah satu wadah pengembangan budaya literasi ialah sekolah.
Namun seperti yang diketahui saat ini, literasi di Desa Sarimulyo tidaklah berjalan seperti biasanya dikarenakan pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 yang tidak kunjung berakhir memberikan dampak negatif bagi masyarakat diberbagai sektor kehidupan. Adanya pendemi ini mengharuskan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang berguna untuk memutus rantai penyebaran virus. Namun dengan pemberlakuan protokol kesehatan mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.
Adanya pandemi Covid-19 juga sempat memberlakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah harus dilakukan secara daring atau online. Pada masa PPKM yang berlangsung saat ini, kebijakan belajar di sekolah 50:50 telah diberlakukan dengan jam belajar di sekolah 2 jam.
Hal tersebut mengakibatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah tidaklah berjalan lebih efektif. Banyak anak-anak yang masih belum memahami materi yang dijelaskan oleh guru dengan batas waktu yang sangat singkat. Anak-anak SD yang apabila memiliki banyak waktu di rumah akan menggunakan waktu itu untuk bermain daripada belajar.
Banyak juga dari mereka yang telah memiliki smartphone dengan alasan untuk belajar atau kegiatan sekolah, tetapi mereka justru seringkali bermain game daripada menggunakannya untuk belajar. Rendahnya minat baca anak-anak SD, mendorong penulis sebagai mahasiswa KKN Desa Sarimulyo untuk membantu meningkatkan budaya literasi berbasis teknologi. Hal ini diharapkan anak-anak dapat memanfaatkan smartphone dengan bijak seperti mengakses situs-situs pembelajaran online untuk menambah wawasan pengetahuan.
Dengan adanya identifikasi yang telah dijabarkan tersebut, penulis ingin membantu guru atau tenaga pengajar dalam penyusunan media belajar yang lebih menarik menggunakan teknologi untuk meningkatkan minat anak-anak SD dalam kegiatan literasi. Rencana program yang akan dilakukan yaitu penyusunan video interaktif bersama tenaga pengajar, dimana video tersebut memuat materi yang sulit dipahami oleh para siswa Sekolah Dasar di Desa Sarimulyo.
Selain membuat video interaktif, ada juga pembuatan channel YouTube yang dapat di akses oleh para siswa kapanpun dan dimanapun. Dengan dibuatnya video interaktif tersebut, diharapkan para siswa dapat dengan mudah memahami materi yang sulit dan para siswa tidak mudah bosan karena video akan dibuat dengan tampilan yang menarik. Sehingga dalam kondisi pandemi yang belum juga usai, para siswa juga tenaga pengajar masih dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan maksimal. Utamanya penggalakan kegiatan literasi melalui pemanfaatan media literasi berbasis teknologi. (Titis Tria Saputri / kelompok 10 / KKN BTV III / Desa Sarimulyo / Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M.Eng)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H