Lihat ke Halaman Asli

Umrah Pasca Pandemi

Diperbarui: 29 Desember 2023   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pembukaan

Bismillah...

Alhamdulillah wa syukurillah, setelah masa pandemi, kami berkesempatan untuk kembali menjadi tamu Allah di dua kota suci, Makkah dan Madinah.

Perjalanan kami lakukan di akhir Agustus hingga awal September 2023, diawali dengan manasik umrah secara offline di hotel sekitar bandara menjelang saat keberangkatan. Kami menduga acara ini juga sebagai salah satu mitigasi risiko pihak travel atas adanya jamaah yang terbiasa mepet-mepet datang ke bandara, sehingga mengakibatkan jamaah lain ikut menanggung derita deg-degan ga jadi berangkat karena para telaters hehe... Salut pada pihak travel jika benar dugaan ini. It works!

Pesawat take off di Kamis dinihari 31 Agustus 2023, dan manasik offline di Rabu 30 Agustus, sejak ba'da zhuhur hingga jelang maghrib. Ba'da isya dan makan malam, jamaah bergerak menuju bandara menggunakan bis yang disewa travel.

Tujuan pertama adalah kota Makkah, berarti akan langsung umrah, dan berarti pula harus miqat di pesawat saat pesawat berada di atas kota Yalamlam, sebagai tempat miqat bagi pendatang yang datang dari arah kota Yaman, termasuk Indonesia, berarti juga untuk jamaah Ikhwan harus berganti pakaian ihram di atas pesawat!

Terbayang kehebohan dan keriuhrendahan jelang miqat, saat ustadz pembimbing kami menyampaikan agar para Ikhwan memulai ganti pakaian ihram. Dengan space seadanya, baik di lorong antar kursi maupun di depan pintu exit dan emergency yang sedikit longgar, bergantianlah para Ikhwan berganti pakaian ihram. Alhamdulillah ternyata semua selesai sebelum sampai miqat tanpa adanya kesulitan yang berarti. Tentu ini tak lepas dari pembekalan selama manasik, bagaimana cara berpakaian ihram yang aman dan nyaman.

Pesawat landing dengan mulus di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah sekitar pagi hari pukul 7 waktu setempat. Setelah beres urusan imigrasi dan bagasi, kami menuju bis dan di dalamnya sudah disiapkan sarapan berupa paket ayam goreng Al Baik, sejenis KFC produk lokal. Gak afdhal ke Mekah kalo gak makan Al Baik, gitu katanya.

Makkah al Mukarramah, Makkah yang Diberkahi

Dengan jarak Jeddah Makkah sekitar 93 km, dan memakan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan, akhirnya  sampailah kami di hotel tujuan di kota Makkah al Mukarramah, Makkah yang Diberkahi. Berbagi kunci kamar, makan siang, lalu lanjut memulai tujuan utama perjalanan ini, umrah di Masjidil Haram.

Aktivitas umrah dimulai dengan thawaf 7 kali putaran mengelilingi Ka'bah, kiblat shalat muslim di seluruh dunia, dengan arah putaran yang berlawanan dengan jarum jam. Suhu saat itu sekitar 42 derajat celcius. Panas terik di siang hari, yang dicemaskan banyak orang jika umrah di siang bolong, alhamdulillah ternyata tak dirasakan oleh para jamaah. Kelelahan dari perjalanan panjang juga terlupakan. Semua tenggelam dan larut dalam rasa haru di hati masing-masing, tak sanggup lagi memikirkan panasnya suhu udara, semua fokus dan khusyu' melaksanakan thawaf.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline