Tema: "Unisa Yogyakarta Optimis menghadapi pandemic covid-19"
Sub Tema : Kuliah Hybrid Ala Unisa Yogyakarta di Masa Pandemi
Pernahkan anda berfikir mengapa manusia selalu ada hampir diseluruh tempat di dunia?,di hutan,di gurun,di tempat bersalju,dipantai,dilaut,ataupun di gunung itu menandakan bahwa manusia adalah mahkluk yang mudah beradaptasi.Itu artinya dalam keadaan sesulit apapun kita selalu mampu bertahan hidup dengan syarat mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan . Lalu bagaimana caranya kita bertahan hidup dengan menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa keluar rumah?tanpa bertemu denngan manusia lainya? Untungnya selain dengan perasaan dan nafsu manusia juga diciptakan dengan akal. Perkembangan teknologi yang semakin maju dari tahun ke tahun seakan-akan menjadi jawaban dari kesulitan di masa pandemi.
Perkembangan teknologi selalu berkembang menutupi kekurangan dan kesulitan pada setiap versi di zamanya.Jika dahulu bekerja,belajar,belanja,bertransaksi harus dilakukan secara langsung namun sekarang semua itu dapat kita lakukan tanpa bertemu dengan bantuan teknologi. Jika kita lihat sekarang hampir semua kegiatan yang sudah disebutkan sebelumnya dilakukan secara online,terutama pada bidang pendidikan.
Pembelajaran daring sudah terjadi sejak 2 maret 2020 masih terus berlangsung hingga saat ini,awalnya semua mengira itu adalah solusi dalam keadaan pandemi yang malah memunculkan masalah baru yang lain. Tapi bukan berarti itu adalah hal yang buruk kita selalu belajar dari setiap kesalahan terbentur masalah menemukan solusinya lalu muncul masalah baru itu adalah hal yang biasa kita hadapi.Akibat pandemi covid-19 yang masih berlangsung hingga hari ini kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring namun sayangnya solusi itu tidak memecahkan masalah sepenuhnya bagi anak yang berada didaerah terpencil dan jauh dari pusat kota.
Masalah koneksi mengahambat pemahaman siswa untuk belajar belum lagi gangguan yang ada dirumah saat belajar seperti suara tetangga yang asik mengobrol,tiba-tiba datang tamu,adik yang selalu mengajak bermain,dan suara hewan ternak yang tidak jauh dari rumah juga turut berkontribusi dalam memecahkan fokus saat belajar. Belajar daring mengikutsertakan peran orangtua untuk mendampingi dan mendukung anaknya belajar sayangnya tidak setiap anak mendapatkan orangtua yang seperti itu,banyak orangtua kolot yang beranggapan bahwa mengajar adalah tugas guru disekolah orangtua hanya mencari biaya untuk si anak belajar menjadi beban tersendiri. Sulitnya berdiskusi karena terhambat sinyal melemahkan semangat siswa untuk belajar itu jugalah yang menjadi penyebab belajar daring kurang efektiv bila si anak tidak memahami pelajaran kepada siapa ia bertanya bila bertanya pada guru terhambat sinyal bertanya pada orangtua terhambat pengetahuan?
Tidak hanya keterbatasan sinyal,kurangnya memahami penggunaan teknologi,mahalnnya biaya internet,juga mengganggu ke efektifan belajar secara daring membuat sebagian institusi pendidikan menerapkan sistem baru yaitu sistem belajar mengajar secara hybrid (perpaduan dari belajar secara daring dan lurin),tapi benarkah cara tersebut efektif? dalam pelaksanaanya belajar secara hybrid membantu mahasiswa lebih terampil dan aktif dikarenakan memberi kesempatan pada mahasiswa agar lebih memahami pembelajaran, mengenal dosen,lingkungan kampus,serta teman-temanya secara langsung tidak hanya secara virtual. Namun dibeberapa institusi pendidikan tidak menerapkan aturan seragam sehingga siswanya dibolehkan menggunakan pakaian bebas sayangnya hal tersebut malah menjadi ajang perlombaan memamerkan baju yang dimiliki melupakan tujuan utama untuk belajar tapi tidak di Universitas Aisyiyah Yogyakarta walaupun disana diterapkan kuliah hybrid pakaian yang digunakan tetaplah seragam prodi masing-masing sehingga tidak ada lagi perlombaan dalam hal pakaian karena mahasiswa fokus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H