Lihat ke Halaman Asli

Titip Elyas

Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Gotong Royong Sukarelawan: Membangun Dapur Baru di Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pandan

Diperbarui: 30 Agustus 2024   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dari kiriman dokpri Ismail Hasan Tuanku Bagindo 

Penulis dan Penyempurna Kisah : Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT

Kisah ini Diambil dari kiriman Ismail Hasan Tuanku Bagindo

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Pada pagi yang tenang, Jumat tanggal 30 Agustus 2024, suasana di Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pandan terasa berbeda. Suara langkah kaki sukarelawan yang bekerja dengan tekun terdengar menggema di antara dinding-dinding tua pesantren. Kegiatan pemindahan dapur yang telah dimulai seminggu sebelumnya mencapai puncaknya hari ini. Dapur yang lama, dengan dinding yang retak dan atap yang bocor, akhirnya akan digantikan dengan bangunan yang lebih layak. Lokasinya yang sebelumnya terletak di sudut sempit pesantren, kini dipindahkan ke area yang lebih strategis, memberikan ruang bagi halaman yang lebih luas.

Para sukarelawan, meski tanpa bantuan dari masyarakat sekitar ataupun para santri, bekerja tanpa lelah. Mereka membawa batu bata, semen, dan peralatan lainnya dengan semangat gotong royong yang tinggi. Di antara mereka, tampak seorang sukarelawan yang lebih tua, wajahnya dipenuhi kerut-kerut pengalaman. Ia sering memberikan arahan dan nasihat kepada yang lain, memastikan bahwa setiap langkah diambil dengan cermat.

"Jaga dapur ini baik-baik nanti," ucapnya tegas namun lembut saat melihat struktur dapur yang baru mulai terbentuk. "Bukan hanya bangunannya yang harus kuat, tapi juga penggunaannya harus diperhatikan. Jika kita rawat dengan baik, dapur ini akan bertahan lama dan melayani kita dengan baik pula."

Renovasi dapur ini memang lebih dari sekadar pembangunan fisik. Dapur lama telah menjadi saksi bisu kehidupan sehari-hari di pesantren selama bertahun-tahun. Di sana, makanan sederhana dimasak dengan penuh kasih oleh para pengurus untuk memberi makan para santri yang menuntut ilmu dengan tekun. Namun, seiring berjalannya waktu, dapur tersebut tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pesantren yang terus berkembang.

Dengan pemindahan dan renovasi ini, ada harapan baru yang muncul. Halaman pesantren yang kini lebih luas memberikan ruang bagi santri untuk berinteraksi dan belajar di luar kelas. Sementara itu, dapur yang baru diharapkan dapat menjadi tempat yang lebih efisien dan bersih untuk memasak.

Ketika matahari mulai tinggi di langit, para sukarelawan berhenti sejenak untuk menikmati air minum seadanya yang disediakan oleh pengurus pesantren. Mereka duduk di bawah naungan pohon-pohon yang mengelilingi pesantren, menyeka keringat dan berbagi cerita tentang betapa berharganya dapur yang baru ini bagi mereka.

Kerja keras mereka selama seminggu ini akhirnya membuahkan hasil. Dapur baru tersebut, meski belum sepenuhnya selesai, sudah mulai menunjukkan bentuknya. Dinding-dindingnya berdiri kokoh, siap melindungi para pengurus dari panasnya api dan dinginnya malam. Atapnya yang baru dipasang berkilau di bawah sinar matahari, memberikan kesan segar dan modern di tengah bangunan pesantren yang tradisional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline