Lihat ke Halaman Asli

Titip Elyas

Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Kepergian Ulama Sepuh: H. Tuanku Sidi Kinuik

Diperbarui: 23 Juni 2024   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar dari Sulaiman 

Di sebuah sudut pedesaan yang tenang di nagari Koto Baru, kecamatan Padang Sago, kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, berdiri sebuah rumah yang sederhana namun penuh kharisma. Tepat di tepi sawah, dekat jembatan Lubuak Tano, rumah ini menyimpan kenangan dan sejarah panjang seorang ulama sepuh yang dihormati, H. Tuanku Sidi Kinuik. Pada tanggal 23 Juni 2024, di hari Minggu dini hari, pukul 01.26 WIB, H. Tuanku Sidi Kinuik menghembuskan nafas terakhir di usia 95 tahun.

H. Tuanku Sidi Kinuik adalah sosok ulama yang dihormati dan dicintai oleh masyarakat. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi sembilan orang anak dan cucu-cucunya. Di antara anak-anaknya, terdapat seorang ulama yang juga telah menjadi penerus jejak beliau, Tuanku Akmal, yang dikenal dengan panggilan Tuanku Buyuang Surau. Tuanku Akmal selalu setia menemani ayahnya, baik dalam kegiatan keagamaan maupun dalam keseharian mereka.

Kisah hidup H. Tuanku Sidi Kinuik adalah cerita tentang dedikasi dan pengabdian. Selama hidupnya, beliau telah menjadi cahaya penerang bagi masyarakat sekitarnya. Dengan kesabaran dan kebijaksanaan, beliau mendidik dan membimbing generasi muda untuk memahami nilai-nilai agama dan moral.

Rumah kediaman H. Tuanku Sidi Kinuik, meskipun sederhana, selalu dipenuhi oleh para santri dan masyarakat yang datang untuk menimba ilmu dan mencari nasihat. Sawah yang menghijau di sekitar rumahnya menjadi saksi bisu dari perjuangan dan pengabdian beliau selama puluhan tahun. Suara gemericik air dari jembatan Lubuak Tano selalu mengiringi langkah beliau setiap kali melangkah keluar rumah, menyapa setiap orang dengan senyum tulus dan pandangan yang penuh kebijaksanaan.

Pada dini hari itu, ketika sang fajar belum menyingsing, alam seakan turut berduka. Angin berhembus lembut seakan menyampaikan pesan duka dari Sang Pencipta. Di dalam rumah, di bawah cahaya lampu yang redup, H. Tuanku Sidi Kinuik menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang, diiringi lantunan doa yang lirih dari anak-anak dan cucu-cucunya beserta tamu-tamu yang datang.

Kepergian beliau meninggalkan kekosongan yang mendalam. Namun, ajaran dan keteladanan yang beliau tinggalkan akan terus hidup dalam hati dan pikiran masyarakat. Tuanku Akmal, yang selalu berada di sisi beliau, kini memikul amanah untuk melanjutkan perjuangan sang ayah. Dengan penuh keikhlasan, Tuanku Akmal Buyuang Surau ini akan meneruskan jejak langkah sang ayah, membawa obor ilmu dan cahaya keimanan kepada generasi berikutnya.

H. Tuanku Sidi Kinuik adalah simbol keteguhan iman dan ketulusan pengabdian. Di tengah gemuruh dunia yang sering kali melupakan nilai-nilai kemanusiaan, beliau tetap berdiri kokoh, mengajarkan tentang cinta kasih, kejujuran, dan pengabdian. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah beliau dan menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya. 

Selamat jalan, H. Tuanku Sidi Kinuik. Karya dan keteladananmu akan selalu menjadi bintang penuntun di malam yang gelap, menerangi jalan bagi kami yang masih berjuang di dunia ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline