Lihat ke Halaman Asli

Titin Umi Lestari

Mahasiswa/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Analisis Implementasi Teori Belajar Behaviorisme dan Humanisme dalam Kegiatan Mentoring di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diperbarui: 14 Januari 2024   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kegiatan Mentoring FKIP UMS

Pendidikan adalah suatu proses atau usaha secara sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan makna dan tujuan dalam sebuah pendidikan. Tujuan sebuah pendidikan akan menciptakan manusia yang memiliki perangkat cerdas dan jernih dalam berfikir ilmu pengetahuan, spiritual, dan emosional, dengan adanya integrasi tersebut akan membuahkan perilaku sebagai manusia yang seimbang.
Menurut psikologi belajar adalah sebuah reaksi perubahan perbuatan peserta didik sebagai hasil koneksi antara peserta didik dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, dengan belajar tersebut membuat kita menemukan perbahan-perubahan kualitatif individunya maupun tingkah laku kita. Segala prestasi yang telah kita capai tidak lain karena hasil dari belajar itu sendiri. Belajar akan membuat perubahan dalam diri manusia sebagai bentuk adanya respon langsung dari responden.

Teori behaviorisme merupakan sebuah teori perubahan tingkah laku sebagai akibat ikatan interaksi antara pendidik dan peserta didik. Perubahan tingkah laku ini terjadi karen sebuah pengalam belajar. Guru dapat menilai keberhasilan siswa melalui tingkah laku yang dtunjukan oleh peserta didik.
Masalah yang sering dihadapi guru pada penerapan teori behaviorisme sangat sulit, karena tidak semua anak ketika di ajarkan akan selalu di terapkan, setiap stimulus memberikan tidak semuanya direspon oleh peserta didik, tetapi sebagai seorang guru atau pendidik dianjurkan untuk selalu mengingatkan anak didiknya agar tetap menjaga perilaku dimanapun anak itu berada.

Teori belajar humanisme merupakan teori belajar yang memanusiakan manusia, dimana ketika sesorang telah belajar bisa saling menghormati, menghargai antar sesama, baik dengan teman, keluarga, guru, maupun ketika berbaur dimasyarakat.
Menurut perspektif humanisme, belajar merupakan proses yang dialami setiap individu itu sendiri disamping kemampuan kognitif dari individu tersebut, selain itu pendekatan pada pembelajara humanisme difokuskan setiap peserta didik pada nilai yang dimilikinya, komunikasi terbuka, dan pendekatan emosional.

Masalah yang dihadapi seorang guru terhadap penerapan teori humanisme juga tidak kalah sulit dari teori behaviorisme karena kebanyakan masih ada terjadi saling mencela kepada fisik temannya maka sebagai seorang pendidik harus bisa menerapkan poses belajar yang lebih pada penerapan pembelajaran humanisme.

Kegiatan mentoring merupakan salah satu program wajib bagi setiap mahasiswa baru mulai dari semester satu dan dua. Kegiatan mentoring dilaksanakan setiap hari sabtu, dengan didampingi oleh mentor yang sudah berpengalaman. Kegiatan mentoring terbagi menjadi tiga tingkat sesuai kemampuan setiap mahasiswa, tingkat pertama yaitu baca tulis Al-Qur'an, tingkat ke dua yaitu tahsin, dan tingkat tiga yaitu tahfidz.

Guru adalah sosok yang mengemban tanggung jawab besar dalam mendidik siswa-siswinya, sebagai pendidik sudah  seharusnya bisa mengembagkan profesionalitas dalam dirinya seuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Tugas guru sebagai pendidik selain itu juga sebagai pengajar sudah seharusnya menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai moral kehidupan kepada anak didiknya. Pada kurikulum sekarang yang berlaku sebagi seorang guru seharusnya hanya sebagai fasilitator namun pada kenyyataannya guru masih tetap menjadi sumber informasi bagi anak didiknya.

Saat kegiatan mentoring mentor juga harus bisa menjadi suritauladan bagi mahasiswa baru untuk menjadi muslim dan muslimah yang sesungguhnya, dengan mengikuti kegiatan mentoring kita diharapkan dapat menambah dan memperkuat ilmu agama serta akhlak agar menjadi pribadi yang saling menghormati dan menghargai kepada sesama.

Pada kegiatan mentoring, sebagai mentor juga memiliki sikap kebebasan, dan sebagai teman pendamping karena pada proses pembelajaran setiap manusia diberikan kebebasan untuk menentukan bagaimana proses yang akan mempermudahnya dalam proses pembelajaran.
Kegiatan mentoring sepenuhnya dibawah tanggung jawab program LPPIK, yang dimana memiliki tujuan untuk menjadikan mahasiswa yang setelah lulus menjadikan Al-Qur'an sebagi pedoman hidupnya dan bisa menerapkan nilai-nilai moral islam.

Dari sebuah analisa yang telah dilakukan LPPIK ketika dibandingkan kurikulum lama dengan  kurikulum baru kegiatan Mentoring justru lebih efektif dalam rangka sedikit demi sedikit menghilangkan buta tulis Al-Qur'an kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam kegiatan mentoring dalam menentukan angka keberhasilan seorang mahasiswa dapat diukur dari perubahannya ketika dilakukannya ujian baik ujian yang di lakukan oleh LPPIK maupun ketika di uji entor saat kegiatan mentoring berlangsung.

Dalam analisis pertama implementasi teori belajar behaviorisme pada proses kegiatan mentoring menyatakan bahwa  pembelajaran behaviorisme pada kegiatan mentoring adalah menjadikan banyak perubahan tingkah laku, yakni adanya respon timbal balik antara apa yang telah di terangkan dapat di lakukan dalam kehidupannya.Dalam penerapan dari teori belajar behaviorisme terdapat sebuah penguatan yang kuat dan cocok direalisasikan terhadap perkembangan tingkah laku peserta didik akan tetapi jika tidak dilakukan maka kebiasaan baik yang telah terbentuk dalam diri peserta didik secara perlahan akan menghilang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline