Lihat ke Halaman Asli

Empat Pilar Literasi Digital sebagai Tombak Transformasi Digital

Diperbarui: 5 September 2023   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokumentasi pribadi

Transformasi digital terus berlangsung, terlebih sejak pandemi Covid-19. Hal ini membuat dunia digital terus berkembang dan juga semakin maju. Dalam hal ini, diperlukan pilar literasi digital yang berguna untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di ruang digital. Selain itu, pilar literasi digital ini juga bermanfaat untuk mendukung transformasi digital.

Mengapa literasi digital digiatkan? Sebab semakin majunya teknologi mengubah pola dan kebiasaan masyarakat untuk membaca yang awalnya harus dengan buku cetak menuju ke buku digital dan informasi digital yang sangat cepat datangnya. Apalagi ditambah bahan pustaka yang cetak juga mudah rusak, jadi dengan menggiatkan literasi digital menjadi salah satu solusi yang solutif asalkan tetap memerhatikan pilar yang ada.

Untuk mendukung transformasi tersebut setidaknya dibutuhkan penguatan literasi digital dalam guru beradaptasi pada perubahan global ini. Terdapat empat pilar dalam menyusun kerangka kerja tersebut. Apa saja sih ke empat pilar tersebut? Mari simak penjelasan berikut.

Pilar yang pertama yaitu digital skills yang merupakan kemampuan tenaga pendidik untuk melakukan pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan dengan perangkat digital. Pilar yang kedua yaitu digital culture yang merupakan budaya bermedia digital atau beradaptasi dengan perkembangan digital. Seperti yang dikatakan oleh menteri Nadiem Makarim bahwa teknologi itu perannya membantu, tentunya dengan perlahan mengadopsi aktivitas digital akan menghadirkan efisiensi kegiatan aktivitas sekolah. Pilar yang ketiga yaitu digital ethics dimana kita harus bijak bermedia sosial dan memahami penggunaan layanan digital. Diperlukan kemampuan dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari. Pilar yang terakhir adalah digital safety dimana identitas digital (guru dan siswa) merupakan privacy yang sama pentingnya dengan data pribadi secara konvensional. Konten yang guru buat juga merupakan sebuah karya yang memiliki nilai.

Ketika kita sudah memahami betul empat pilar ini, melaksanakan pembelajaran di kelas akan lebih praktis dan efisien. Apalagi di tahun 2023 ini, segala macam media dan metode pembelajaran sudah banyak diunggah di platform digital. Dan pada saat kita membutuhkan media atau metode untuk mengajar, guru tinggal mengunduh saja. Kita sebagai guru harus cerdas memilah media atau metode mana yang cocok untuk kelas yang akan diajar. Pada saat ingin memberikan contoh tertentu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, guru dengan mudah mencari link yang sesuai dan kemudian link tersebut dapat disebarkan kepada peserta didik.

Proses kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan platform digital, akan memberikan pengalaman yang lebih banyak dari pengalaman belajar dengan membaca buku yang tersedia. Di era ini, guru dan peserta didik  harus cerdas membatasi atau memfilter diri saat mencari wawasan dan informasi dalam platform digital. Supaya fungsi teknologi dalam gawai dapat berjalan dengan baik dan terarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline