Lihat ke Halaman Asli

Pengalau!

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin itu kami pedagang-pedagang menyebutnya. Lha wong bagaimana tidak kenaikan isu BBM dari akhir tahun sampai akhir bulan kelima masih sebagai trending topik. Istilah kalau anak muda sekarang mengantung dan tidak mau berkomitmet.

Sebenarnya tak perlu bagi kami untuk bicara tentang kebijakan penguasa. Tak perlu juga membaca berita-berita tentang aneka ragam pemberitaan yang mengakibatkan menjadi pengalau.  Mungkin juga tidak perlu tontonan hiburan yang glamor tentang kemewahan. Kami sudah muak mendengarkan hal tersebut!

Tetapi bagi kami pemberitaan tentang kebijakan ekonomi  dan politik itu sangat berpengaruh terhadap usaha yang kita jalani. Karena kami mengantungkan mata pencaharian dengan mengelar lapak. Bekerja dengan halal dari perdagangan. Tidak menipu, tidak korupsi dan tidak mengantungkan pekerjaan pada orang lain. Bahkan, ada orang-orang yang bergantung pendapatannya dari kelangsungan usaha yang kami jalani.

Semenjak isu kenaikan BBM itu, semua bahan baku sudah mulai ada kenaikan. Kenaikannya dari Rp. 5.000 – Rp. 10.000,- itu sangat berpengaruh terhadap harga jual  kami. Tetapi akibat kenaikan itu pun masyarakat menginginkan dengan harga yang sama. Kalau kita tetap bersikeras dengan harga yang ada tidak mengikuti kenaikan. Dipastikan barang-barang menumpuk. Untuk mengantisipasi hal itu pun kita tidak menaikan harga. Ya, bisa dipastikan akibatnya kita merugi. Begitu kondisi kami dan teman-teman.

Miris mendengarkan kisah-kisah mereka. Dari teman-teman yang sudah berhenti ngantor masuk ngantor lagi karena tidak bisa menahan imbas kerugian yang semakin banyak. Ada juga yang mempunyai dua atau tiga lapak menutup ke dua lapaknya dan mengumpulkan dagangannya menjadi satu. Akibatnya karyawan di berhentikan yang terjadi bertambahnya pengangguran. Dari teman yang berbisnis textil berubah total menganti dagangannya dengan makanan. Dan menyewakan tempat jualannya pada orang lain karena tidak menutup untuk biaya operasionalnya. Pihak mall pun juga ikut menaikan biaya maintenance dan biaya parkir. Sedangkan untuk menaikan gaji karyawan pun kita mikir seribu kali dengan berbagai pertimbangan.

Tetapi pada siapa kita akan mengadu. Siapa yang akan mendengarkan keluh kesah kami? Pada rumput yang bergoyang begitu celetuk dari teman-teman kami.

Akhir May 2013.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline