Anak-anak senja di Derawan/Foto: Titik Kartitiani
Anak-anak senja itu bertanya,
Apakah jika ada anak yang mati, semesta akan menangis?
Toh hanya anak-anak kecil
Yang sering tidak didengar ketika mereka berkata
Yang sering diambil tempatnya ketika mereka bermain
Yang sering dikalahkan ketika dia mau belajar
Yang sering dimarahi ketika mereka mengotori rumah
Anak-anak sering membuat repot para orang dewasa
Semesta tentu akan menangis
Bunga-bunga, sungai, pohon, dan langit akan menitikkan air mata
Karena di setiap bunga, selalu ada anak-anak kuncup
Di setiap sungai yang mengalir, selalu ada anak-anak sungai
Dan di langit, ada bintang yang menjadi anak langit
Mereka akan menangis jika teman mereka mati
Anak-anak senja itu bertanya tentang berita pemerkosaan
Apakah diperkosa itu?
Bagi anak perempuan, diperkosa adalah disakiti dengan cara yang paling menyakitkan
Lebih perih dari terkena pisau dapur dan cipratan jeruk nipis
Lebih sakit daripada disengat seribu lebah yang sedang sangat marah
Lebih menakutkan daripada hantu yang paling mengerikan sedunia
Anak-anak senja itu memucat,
Kenapa orang dewasa bisa sejahat itu?
Karena orang itu hatinya sudah hilang
Mungkin terbakar ketika ia sedang lewat di tempat sampah
Mungkin juga diambil oleh penderitaan
Sehingga mereka memilih mematikan hatinya
Memilih?
Iya, memilih. Karena menjadi jahat atau menjadi baik itu bukan takdir
Itu pilihan
Anak-anak senja itu ketakutan,
Siapa yang mengajari orang-orang itu memilih menjadi jahat?
Semua orang dewasa,
Ketika mereka tidak lagi memberi tempat pada anak-anak
Ketika orang dewasa lupa, mereka pernah menjadi anak yang merepotkan itu
Anak-anak senja itu berlarian di langit senja
Kadang ia singgah dengan pertanyaan
Kadang ia pergi tanpa jawaban…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H