[caption id="attachment_318049" align="alignleft" width="299" caption="SCWC di Brazil"][/caption]
Barusan mendapatkan kabar, bahwa Tim Garuda Baru menang 12-1 melawan Tim Afrika Selatan, pada pertandingan putaran pertama SCWC (Street Chidl World Cup). Apa itu SCWC dan bagaiman perjuangan anak-anak ini berangkat ke Brazil, karena mereka tak punya KTP, ribet mengurus pasport, inilah catatan yang dibikin oleh Mahir Bayasut- Ketua Yayasan TEN (Transmuda Energi Nusantara).
***
Di bulan Maret 2014, anak-anak Indonesia memiliki kesempatan mewakili Indonesia dalam ajang Street Child World Cup, Rio de Janeiro, Brazil 2014. Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk kedua kalinya di mana dalam kesempatan kali ini akan melibatkan sebanyak 19 negara peserta dari berbagai belahan dunia. Untuk pertama kalinya, Indonesia akan ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan berskala internasional. Dengan membawa nama GARUDA BARU, 18 anak Indonesia akan mengibarkan bendera Indonesia di Rio de Janeiro, Brazil!
Kegiatan Street Child World Cup adalah kegiatan yang dilaksanakan sebagai ajang pertemuan para anak jalanan di seluruh belahan dunia. Kegiatan ini hendak menyuarakan bahwa setiap anak berharga dan harus dipandang serta diakui oleh masyarakat. Tidak ada seorang anak pun yang layak ataupun pantas untuk hidup di jalan. Setiap anak berhak mendapatkan gizi yang cukup, pekerjaan yang layak, pendidikan yag terjamin, serta perlindungan dan tempat tinggal yang layak.
Susahnya Tak Punya KTP
Isu Hak anak dan Perlindungan anak adalah isu yang diutamakan untuk diangkat selama kegiatan ini berlangsung. Mereka yang mewakili Indonesia dalam ajang ini adalah merupakan duta anak jalanan yang menyuarakan hak dan perlindungan bagi anak-anak di Indonesia. Sepakbola adalah alat yang digunakan karena olahraga ini adalah bahasa Universal! Ini bukan sekedar permainan, "This is more than a game!". Sepakbola adalah kendaraanya, SUARA ANAK, HAK ANAK, PERLINDUNGAN ANAK adalah pesan yang dibawa dan disampaikan!
Kenyataan yang terjadi, hak anak Indonesia, secara khusus anak jalanan, sangatlah terpinggirkan. Sebagai contoh yang dapat diambil adalah hak identitas, di mana 70% dari anak-anak yang terpilih ini, belum memiliki akte kelahiran sampai akhirnya tim SCWC Indonesia dengan dibantu pemerintah terkait berhasil mengurus akte kelahiran tersebut. Bagaimana mungkin anak-anak ini pergi mewakili negaranya di kancah internasional, jika identitasnya sebagai warga negara saja belum diakui? Pemenuhan hak identitas merupakan hal yang harusnya dipenuhi oleh pemerintah tanpa kecuali karena anak-anak ini adalah anak Indonesia. Semoga setelah ini, pemenuhan hak ini dapat segera diberikan kepada semua anak, karena ini akan terkait dengan pemenuhan hak lainnya seperti hak pendidikan, dan hak atas jaminan kesehatan.
"I am somebody" adalah tag line dari kegiatan ini. Setiap orang harus mengakui keberadaaan dan potensi dari anak-anak yang hidup dan bekerja di jalan di seluruh dunia. Bacakan puisi berikut ini:
I Am Somebody
I May Be Poor
But I Am Somebody
I May Be Young
But I Am Somebody
I May Be On the Street
But I Am Somebody
I May Be Small
But I Am Somebody
I May Make A Mistake
But I Am Somebody
Ini adalah suara yang mewakili semua anak yang pernah berada di jalan. Mereka butuh pengakuan, lebih dari sekedar identitas. Mereka diakui ketika hak mereka dipenuhi, ketika mereka diperhatikan. Mereka diperhatikan ketika mereka diberikan kesempatan. Kesempatan yang mereka butuhkan bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa jika diarahkan secara tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H