Lihat ke Halaman Asli

Ini Dia Iklan Ramadan Sarat Pesan Moral

Diperbarui: 6 Mei 2020   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen : Ramayana Departemen Store

Sahabat religi, tema Satu Ramadan Bercerita, Samber 2020 Hari 10 & Samber THR kali ini "Iklan Ramadan yang paling berkesan." Tentu kita sudah bisa menebak kira-kira iklan apa nih yang paling sering bersliweran jelang Ramadan. Ya betul...pastilah iklan sirup marjan.

Tapi kali ini, saya lagi kesemsem sama iklan yang bikin baper. Dikemas secara apik dengan nuansa religius, dijamin bikin air mata meleleh. Serius, saya tersentuh dengan iklan yang sempat wara-wiri di layar tivi. Konon iklan ini tayang beberapa tahun lalu so gak jadi baper deh.

Masih ingat dengan iklan Ramayana?. Iklan itu mengajak pemirsa untuk selalu membahagiakan orang-orang yang dia sayangi. Karena kita tidak pernah tahu kapan ajak akan memisahkan.

Sebuah iklan promosi produk dikemas secara dramatis dengan menyisipkan pesan moral. Iklan ini berhasil mengusik nurani dan mengingatkan pemirsanya agar selalu sabar menerima keadaan orang tua yang semakin hari kian renta dan pikun. Hanya kelembutan hati yang berlapis senyuman yang mampu menghantarkan kita untuk lebih memahami apa mereka rasakan. Tentu pas sesi ini bakalan gak kuat nahan buliran bening di mata.

Dalam balutan cinema, alur iklan ini berhasil mengecoh pemirsa karena endingnya sulit ditebak. Namun setelah memahami inti cerita, kita jadi terbawa perasaan (baper) betapa orang tua selalu menginginkan anak cucunya taat beribadah dan selalu ingat Allah.

Begitulah iklan Ramayana berkisah. Bagi ibu yang satu ini, setiap hari adalah Ramadan. Hingga ia tak lelah mengingatkan anak cucunya untuk selalu puasa dan menjalankan salat tarawih. Sang anak dan cucupun tak pernah membantah sedikitpun meski saat itu bukanlah bulan Ramadan. Mereka tetap menjawab dengan santun dan melempar senyum kepada sang ibu. Termasuk saat ibu mengingatkan untuk turut serta mengajak ayah, kembali si anak menyuguhkan senyum.

Namun kian hari, timbul rasa ketidaknyamanan dalam keluarga ini. Apalagi harus pura-pura menjalani hari, seolah-olah setiap hari berasa Ramadan. Puncaknya, ibu mengajak belanja ke Ramayana memborong barang-barang, katanya persiapan lebaran. Sampai si suami bingung, kok belanjaan banyak amat.

Hingga suatu hari kedua anaknya (suami istri) berencana membawa sang ibu ke suatu tempat karena diam-diam mereka merasa sedikit terusik dengan kehadiran sang ibu. Percakapan keduanya pun didengar ibu dari balik pintu kamar, ibu pun terlihat sedih.

Keesokan harinya, kedua anaknya mengajak sang ibu yang lagi asyik menyiram tanaman pergi jalan-jalan. Tentu ada sedikit curiga apalagi di bagasi sudah disiapkan tas kecil. Di sinilah emosi pemirsa bermain. Adakah terlintas di benak Anda, kemana sang ibu hendak dibawa?

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, sang ibu sempat bertanya. Agak bingung dan sedikit curiga mengapa dibawa pergi sejauh ini. Akhirnya, sampailah mereka di suatu tempat yang sangat luas. Tak lain pemandangan yang terhampar hanyalah batu nisan yang tertata rapi. Saat berhenti di salah satu batu nisan sang ibu bertanya," Makam siapa ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline