Kalau ada yang bertanya apakah momen tersulit yang saya rasakan di Ramadan ini, maka saya tidak akan menjawab Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilakukan secara daring di rumah. Karena selama Ramadan, KBM diliburkan. Anak-anak hanya diminta mengisi buku agenda Ramadan. Boleh dong bernafas lega, apalagi kalau ingat tugas anak-anak pada tahap pertama liburan, dimana penekanannya lebih banyak pada aspek kognitif.
Saya juga tidak akan menjawab keterpurukan ekonomi. Karena alhamdulillah, walau WFH (Work From Home) diberlakukan saya tetap mendapat gaji seperti biasa, tanpa ada pemotongan. Begitu pula dengan suami. Pengeluaran sebelum dan sesudah Ramadan pun tidak banyak berubah. Tagihan listrik memang meningkat, tapi potongan SPP dari sekolah anak-anak dan berkurangnya penggunaan bensin sudah dapat menambalnya.
Lalu apa momen tersulit di Ramadan ini?
Physical distancing. Tidak juga. Karena saya tipenya orang rumahan, maka sebelum ada himbauan untuk physical distancing dikeluarkan oleh Pemerintah, hal itu sudah saya lakukan. Tapi kalau hal ini ditanyakan pada suami saya, mungkin physical distancing akan menjadi jawaban utamanya. Karena sifat suami kebalikan dari saya. He..he..
Selain itu, walaupun semua jalur keluar-masuk komplek di tutup, dan memberlakukan 1 pintu untuk keluar-masuk, saya tetap dapat keluar-masuk komplek, walau setiap masuk selalu disemprot. Tidak ada pembatasan yang betul-betul terbatas.
Bagi saya, momen tersulit di Ramadan ini bukanlah keterpurukan ekonomi, pemberlakukan physical maupun social distancing. Bukan pula pemberlakuan WFH, ataupun adanya himbauan untuk ibadah di rumah saja selama pandemi Covis-19.
Momen tersulit pada Ramadan ini ternyata adalah mengingatkan diri untuk senantiasa bersyukur, tetap berpikir positif, dan mencari hikmah dari situasi yang terjadi.
Bersyukur karena diri dan keluarga sehat, bisa makan tiap hari, waktu berkumpul dengan keluarga lebih banyak, kesadaran menjaga kebersihan meningkat, masih bisa memberi manfaat bagi orang lain, polusi udara berkurang, dan kepedulian sosial meningkat, hanyalah segelintir nikmat yang dapat dirasakan pada Ramadan kali ini. Malu kalau masih juga mengeluh.