Lihat ke Halaman Asli

Titiek Septiningsih

IRT yang merangkap sebagai ASN dan mencoba mengasah kemampuan menjadi penulis

Saat Plagiat Jadi Budaya

Diperbarui: 13 April 2020   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa hari yang lalu, di salah satu grup daring yang saya ikuti ramai dibicarakan sebuah halaman di media sosial yang isinya adalah cerita bersambung. Ceritanya bagus-bagus, tapi sayang....plagiat.

Yang membuat miris, si pembuat halaman mengaku niatnya baik. Langsung deh status yang dibuat dihujani banyak "mad" berisi hujatan.

Kalau memang niatnya baik tentu nama penulis dan sumber tulisan tetap dicantumkan. Bukan malah mengatasnamakan tulisan orang lain sebagai tulisannya, apalagi hanya dengan mengganti nama tokohnya. Saya benar-benar tidak habis pikir. 

Ketika saya mencoba membuka kembali halaman ini, ternyata sudah dihapus. Syukurlah. Semoga banyaknya "mad" menyadarkan si pemilik halaman bahwa niat yang baik harus diiringi dengan cara yang baik.

Sejelek-jeleknya tulisan sendiri masih lebih bagus daripada membuat tulisan bagus tapi hasil "mencuri" tulisan orang lain. 

Ini juga berlaku untuk kalian ya. Iya...kalian yang sukanya membajak tulisan orang lain.
Bagi kita pembaca, melahap tulisan bagus tidak akan memerlukan waktu yang lama. 

Tapi...pernahkah terpikir bahwa waktu yang diperlukan oleh penulis untuk membuat tulisan yang bagus dan enak dibaca itu tidak berbanding lurus dengan waktu membacanya.

Karena itu, stop membeli buku bajakan. Bila belum bisa berkarya, setidaknya dukunglah pekerja literasi agar tetap bisa berkarya.

#timbukuasli #antibukubajakan #lawanpembajakanbuku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline