Lihat ke Halaman Asli

Inilah 6 Cara Efektif Merawat Kerukunan Umat Beragama di Era Media Sosial

Diperbarui: 14 September 2016   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi internet yang diikuti maraknya media sosial telah menjungkir balikkan tatanan kehidupan sosial, ekonomi ,politik dan budaya.  Media Sosial telah sukses mengintervensi segala lapisan sosial masyarakat. 

Jarak manusia menjadi maya. Mereka yang berada di benua Amerika bisa langsung tahu kejaadian yang terjadi di Indonesia dalam hitungan detik. Mereka yang tinggal di benua Afrika bisa berbicara akrab dengan teman-temannya yang di Asia. The world become flat.

Mulai dari para pejabat hingga ibu rumah tangga, dari para profesional  kelas dunia hingga tukang sayur tak luput dari pengaruh media sosial . Sungguh luar biasa kekuatannya dalam menggiring opini masyarakat luas. Seseorang bisa dicitrakan positif jika dia tahu teknik memanfaatkan media sosial dengan baik, dan sebaliknya seseorang bisa bercitra negatif lewat bombardir postingan negatif oleh pihak yang berseberangan.

Adanya media sosial telah mengubah posisi masyarakat dari sekadar penerima berita yang pasif, menjadi pewarta berita   yang aktif. Bermodal kamera ponsel, orang bisa menangkap kejadian terkini di daerah masing-masing dan langsung menguggahnya ke media sosial detik itu juga. Kecepatan media sosial dalam menyampaikan beritater kini bahkan telah melampaui kantor berita resmi yang memiliki prosedur yang berbeda. Apalagi sebagian masyarakat mulai meragukan berita yang diunggah situs berita tertentu karena sarat kepentingan dan lebih mempercayai laporan para netizen yang lebih spontan dan apa adanya.

1. Mampu  Menyaring Informasi 

Ada banyak sisi positif media sosial. Misalnya untuk berbagi informasi, berbagi ilmu pengetahuan, ajang mencari uang, ajang mencari jodoh, tempat berdiskusi, tempat menyampaikan aspirasi politik dan masih banyak lagi.

Namun sisi negatifnya juga banyak. Derasnya informasi yang tumpang tindih satu sama lain, kadang membuat banyak orang lupa diri dan akhirnya menelan mentah-mentah apa yang ia lihat dan ia baca. Hal ini semakin buruk dengan mudahnya membagi informasi yang belum tentu valid hanya dengan sejentikan jari. 

 Di sinilah  diuji kematangan seseorang dalam memilih dan memilah informasi yang dia dapatkan,  tidak kebanjiran informasi yang salah-salah jadi sebab tersebarnya berita bohong. 

Dalam agama Islam, umat Islam dianjurkan untuk meneliti darimana asal sebuah berita, apakah ia datang dari orang yang bisa dipercaya? Jika masih ragu-ragu, maka lebih baik ditinggalkan.

Dalam Quran surat Alhujurat Ayat 6, Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang orang fasik kepadamu membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan musibah pada suatu kaum, tanpa mengetahui keadaan (yang sebenarnya), sehingga kamu  akan menyesalinya"

Selain itu ada larangan untuk menyebar berita bohong. Kriteria bohong di sini adalah sumber beritanya tidak bisa dipercaya, sehingga diragukan kebenaran isi beritanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline