Lihat ke Halaman Asli

Oknum Guru BK (Bimbingan dan Konseling) Memukul Siswanya

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_137546" align="aligncenter" width="298" caption="Ilustrasi Pemukulan, from google image"][/caption] Berita pagi ini di Indosiar melalui Fokus Pagi mewartakan di Situbondo-Jawa Timur sebuah kejadian pemukukan seorang oknum guru BK (bimbingan dan konseling) terhadap seorang muridnya karena hal sepele yaitu karena guru BK ini menegur muridnya untuk segera memotong rambutnya yang sudah gondrong, dan sang siswa menjawab teguran itu, bapak sendiri rambutnya juga gondrong dan tidak rapih, spontan saja hal ini menyulut amarah dan emosi sang guru BK dengan melakukan pemukulan berkali-kali secara brutal kepada siswanya itu, hingga mengalami gangguan pendengaran (dari hasil pemeriksaan medis di RS setempat) Sesungguhnya semua ini tak sepatutnya terjadi dan tak perlu terjadi bila semuanya saling memahami posisi masing-masing, sang guru BK harus bisa menempatkan emosinya sebagai seorang yang menjabat guru BK yang memahami sedikitnya masalah psikologi (kejiwaan-emosi, red.) dan sebelum menegur harusnya memberikan contoh dulu dengan merapikan potongan rambutnya dan sang siswa juga sepatutnya harus bisa menghargai seorang guru yang tujuannya mendidik dengan niat baik, jangan hanya bisa menyeletuk yang tidak pantas diucapkan. Kalau sudah begini siapa yang harus disalahkan??? Kesalahan sang gurukah? Atau kesalahan sang siswakah? Atau kesalahan kedua-duanya? Tapi umumnya apa yang terjadi pada muridnya adalah hasil didikkan guru, karena GURU adalah di GUgu dan ditiRU. Bukankah prestasi seorang murid adalah hasil ukiran seorang guru juga??? Semoga kejadian ini memberikan pelajaran berharga buat semua pihak dan menyadari kesalahan dan kekhilafan masing-masing dan bukankah pelajaran itu tidak saja dari buku (akademik), tapi juga bisa dari sebuah peristiwa yang dijadikan sebuah pengalaman dan pengalaman adalah guru yang paling berharga. Salam, Titi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline