Lihat ke Halaman Asli

Re-Start (me-restart jiwaku)

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_135328" align="aligncenter" width="400" caption="restart, from google image"][/caption] Beberapa hari hingga beberapa saat sejak terjadinya tulisanku yang fenomenal itu, yang menembus lebih 300 ribu pembaca, dan mendatangkan banyak kontroversial, sempat membuat jiwaku merasa ragu untuk menulis kembali dan membuatku sedikit kehilangan kepercayaan diri dalam menulis, namun 'semangatku' tetap menggebu sekalipun hatiku bergejolak untuk menahan agar tidak menulis lagi. Namun pagi ini aku disadarkan oleh sebuah SMS dari dokterku selaku pimpinan di klinik tempatku bekerja yang menanyakan mengapa aku tidak menulis lagi?, dan sempat aku membalasnya, tidak apa-apa dok,...cuma belum ada ide saja jawabku. Tapi naluri seorang dokter yang memahami betul kejiwaan setiap karyawannya, beliau mengirimkan sebuah pesan singkat lagi melalui SMS itu, isinya seperti ini: Re-start=kembali ke titik awal, apakah perlu kita lakukan? Sesungguhnya jangan menganggap remeh re-start ini, kadang kita perlu juga melakukannya, karena dengan re-start ini kita bisa melesat lebih jauh lagi. Contoh: Saat kita ingin melompat jauh, kadang kita melakukan gerakan mundur untuk menghimpun kekuatan guna melesat lebih jauh lagi. Sebuah anak panah akan melesat sangat jauh, pasti didahului dengan gerakan mundur dalam busurnya... Jadi jangan ragu untuk melakukan sebuah re-start dalam kariermu bila itu lebih menjanjikan hasil yang lebih gemilang... Pada waktu aku membaca isi pesan singkat itu, aku termenung beberapa saat, mengapa begitu besar perhatian dokterku ini? selaku pimpinan di klinik yang begitu sibuk dengan kegiatan dan tugasnya sebagai dokter bedah yang melanyani sekian banyak pasiennya, masih saja memiliki waktu memperhatikan keadaan karyawan dan karyawatinya, sekalipun yang berkaitan dengan sisi kejiwaan dengan masalah yang dihadapinya. Memang beliau bukan saja pandai dalam pekerjaannya, tapi beliau juga figure seorang bapak dan pimpinan yang sangat bijaksana, selalu memperhatikan hal-hal yang detail yang sering luput oleh orang lain, tapi tidak buat beliau, sungguh cermat sekali beliau dalam menapaki jalan hidup dan kariernya, sudah sepantasnya beliau di anugrahi karier yang bagus dengan tanggung-jawab yang sangat baik dalam memimpin klinik kami itu, pantas saja tidak ada satupun karyawan/karyawati yang tidak menyenangi cara beliau memimpin klinik kami itu. Kami bersyukur bisa bekerja di klinik ini dengan cara-cara beliau memimpin dan mendidik semua karyawan/karyawatinya dengan arif dan bijak. Setelah aku renungkan isi pesan singkat beliau, ada benarnya juga bahwa dengan me-restart kita dapat melesat lebih jauh lagi bagai anak panah yang lepas dari busurnya yang didahului dengan gerakan mundur kebelakang. Jadi jangan pernah meremehkan re-start ini, bila kita menemui sebuah kegagalan, ganjalan atau kesulitan dalam pekerjaan, karier atau apapun, lakukanlah gerakan mundur kebelakang dan himpun kekuatan, kepercayaan diri dan keyakinan guna melesat lebih jauh lagi dan raihlah gemilang itu... Terima kasih dokterku... Salam Re-Start... Titi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline