[caption id="attachment_139025" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi Hanyut di Sungai, from google image"][/caption] Satu lagi peristiwa tragis terjadi di desa tempat tinggalku kemarin hari Minggu , 23 Oktober 2011, sekitar pukul 13.00 WIB, Seorang anak perempuan asal desa Munggangsari, Karang Salam, Baturaden-Banyumas, Jawa Tengah, bernama Sefi berusia 16 tahun. Sekitar pukul 13.00 WIB, si korban sedang bermain di Sungai Pelus bersama 2 orang teman lainnya, dalam acara perayaan ulang tahun salah satu temannya itu dan mereka putuskan untuk bersenang-senang bermain dan berenang disungai. Namun malang, karena tempat kejadian tidak ada tanda-tanda hujan akan turun, tapi di atas gunung slamet sudah terjadi hujan yang sangat deras sekali, sehingga tanpa dapat diduga oleh korban dan teman-temannya tiba-tiba terdengar suara bergemuruh yang ternyata setelah mereka sadari, rupanya gulungan air bah yang datang bagaikan selimut setinggi 3 meter dan si korban serta dua temannya dengan tunggang langgang berlarian untuk menyelamatkan diri, namun malang bagi si korban, saat terburu-buru menaiki bantaran sungai yang berbatu dan licin si korban terpeleset dan tergelincir jatuh ke dalam sungai yang sedang diterpa banjir bandang yang datangnya tiba-tiba itu, kedua temannya hanya bisa berteriak memanggil-mangil si korban, karena tak ada sahutan, maka kedua anak ini segera melapor kepada orang tuanya masing-masing dan orang tua mereka segera menghubungi orang tua korban dan melapor kepada kepala desa, spontan seluruh warga desa turun ke tempat kejadian guna mencari si korban yang hanyut terbawa banjir bandang di sungai itu. Setelah sekitar 2 jam si korban ditemukan terjepit diantara sela-sela bebatuan dalam keadaan lemas dan tak bernyawa lagi, korban ditemukan sekitar 4 km dari tempat asal mereka bermain dan kejadiannya begitu cepat sekali. Kemudian kepala desa segera melaporkan semua kejadian ini kepada pihak kepolisian Polsek Baturraden guna pengusutan lebih lanjut. Sampai berita ini saya tuliskan, si anak korban itu belum dimakamkan karena harus menunggu ibunya dahulu yang bekerja di Jakarta, atas permintaan keluarga korban (bapaknya) kepada pihak kepolisian untuk tidak dilakukan visum, karena ingin langsung dipersiapkan pemakamannya sambil menunggu ibu kandungnya yang akan segera pulang dari Jakarta pagi ini. Menurut rencana akan dimakamkan siang ini sekitar pukul 11.00 WIB. Inilah sebuah kejadian yang agak sering terjadi di sungai pelus yang merupakan sungai besar yang mengalir dari gunung slamet, yang bila hujan di puncak gunung namun di desa-desa dilereng gunung belum hujan, tapi aliran air ini bisa menjadi bencana berupa air bandang/air bah yang datangnya tiba-tiba dan sering merengut korban seperti kejadian ini. Hingga saat ini belum ditemukan rambu-rambu peringatan disepanjang sungai sehubungan sering terjadinya bahaya/bencana dadakan seperti ini, baik yang dibuat oleh aparat pemda/aparat desa setempat atau dinas pariwisata. Bagi masyarakat yang memang sudah menjadi penduduk setempat sudah lama mengetahui bencana ini sering berulang terjadi, namun belum ada tindak lanjut oleh pihak terkait dalam upaya pencegahan bencana ini. Semoga saja setelah kejadian yang kesekian kalinya ini akan ada sikap yang lebih memberikan sedikit perhatian terhadap bahaya yang sering mengancam secara tiba-tiba dan mendadak datangnya itu yang sering tidak disadari oleh sebagian warga terutama bagi anak-anak. Salam Perihatin, Titi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H